Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Berjanji Libatkan Buruh dalam Pembahasan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

Kompas.com - 13/01/2020, 19:34 WIB
Tsarina Maharani,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa buruh yang menggelar aksi penolakan terhadap omnibus law RUU Cipta Lapangan Kerja diterima pimpinan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

Dalam kesempatan itu, Ketua Baleg DPR Supratman Andi Agtas menjelaskan bahwa hingga kini draf RUU Cipta Lapangan Kerja belum diserahkan pemerintah ke DPR.

Jika DPR sudah menerima dan mulai membahas, Supratman memastikan kelompok buruh akan dilibatkan.

"Kalau pemerintah sudah mengirim, saya bisa pastikan bahwa pasti akan melibatkan teman teman organisasi buruh dalam proses pembahasan. Pasti kita akan meminta masukan," kata Supratman di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Buruh Gelar Demo di Depan DPR, Tolak Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

Menurut dia, proses pembahasan RUU Cipta Lapangan Kerja masih akan melalui jalan yang panjang. Apalagi, lanjut Supratman, DPR juga belum mengesahkan program legislasi nasional (prolegnas) prioritas tahun 2020.

RUU Cipta Lapangan Kerja diketahui menjadi salah satu produk legislasi yang masuk prolegnas prioritas 2020.

"Kami belum tahu, apakah ini akan dibahas di AKD mana. Apakah akan dibahas di Komisi IX atau dibuat pansus atau di Badan Legislasi, itu masih jauh prosesnya," jelasnya.

"Karena itu, yang pasti teman-teman nggak usah khawatirkan. Teman-teman di DPR juga punya keinginan yang sama bahwa bagaimana menciptakan keseimbangan antara buruh dan juga pengusaha," tegas Supratman.

Baca juga: Draf Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja Sudah 95 Persen

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos menyampaikan alasan penolakan mereka atas RUU Cipta Lapangan Kerja.

Nining mengatakan RUU Cipta Lapangan Kerja justru akan menimbulkan persoalan baru bagi rakyat, khususnya kaum buruh.

"Kami tahu pemerintah sering sekali bicara di media maupun ruang tertentu bagaimana ke depan dengan ruang investasi dan ekonomi, bagaimana arah menarik investasi ekonomi. Tapi di sisi lain kebijakan-kebijakannya justru bukan mencari solusi dari problem tadi, tapi melahirkan persoalan baru bagi rakyat. Itu yang kami rasakan dan kami lihat hari ini," kata Nining.

Turut hadir dalam audiensi tersebut Wakil Ketua Baleg Willy Aditya dan anggota Baleg Sulaiman Hamzah.

Selain KASBI, massa buruh diwakili Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak), Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com