Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabat Kapolda Papua Barat, Tornagogo Janji Kedepankan "Soft Approach"

Kompas.com - 16/12/2019, 16:46 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Barat yang baru dilantik, Brigjen (Pol) Tornagogo Sihombing, akan mendepankan soft approach dalam kerjanya ke depan.

"Pendekatan yang kami lakukan adalah soft approach. Artinya, dalam konteks kesejahteraan dan lebih ke adat istiadat di sana yang utama," ungkap Tornagogo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019).

Ia mengatakan bahwa adat istiadat di suatu tempat tidak mungkin diubah.

Baca juga: Indeks Kerukunan Umat Beragama 2019 Versi Kemenag: Papua Barat Tertinggi, Aceh Terendah

Maka dari itu, Tornagogo akan memadukan adat istiadat tersebut dengan program pemerintah serta Polri.

"Tapi justru dengan situasi kamtibmas, dengan program pemerintah atau program kepolisian yang menjadi tolok ukur program Kapolri, kita harus kombinasikan, sinergi dengan adat istiadat di sana," kata dia.

Ia juga mengakui bahwa Papua Barat mempunyai tantangan tersendiri. Tornagogo pun berharap ia dapat bersinergi dengan pemerintah daerah maupun masyarakat setempat.

Maka dari itu, langkah pertama yang akan dilakukannya, yakni mengenal seluk-beluk internal Polda Papua Barat terlebih dahulu.

Baca juga: 743 Kilometer Trans-Papua Barat Sudah Beraspal

"Pertama kali saya mengetahui dulu tentang internal organisasi di Polda Papua Barat. Hal itu jadi modal saya untuk melakukan hal yang lebih baik," ujar Tornagogo.

Sebelum dimutasi sebagai Kapolda Papua Barat, Tornagogo diketahui menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri.

Tornagogo juga diketahui pernah menjabat sebagai Direktur Narkoba Polda Papua pada tahun 2014.

 

Kompas TV

Ledakan terjadi di luar Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (16/12/19). Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar pun sempat kaget mendengar suara ledakan dari sekitar masjid. Semula ia menduga suara ledakan itu dari sekitar masjid. Sopirnya mengatakan ledakan tersebut terjadi di depan atau dalam Hotel Sriwijaya yang jaraknya hanya beberapa meter saja dari Istiqlal.

“Iya tadi bakda (habis) duhur kejadiannya,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H.Nasaruddin Umar, saat dihubungi Kompas.TV, Senin (16/12/2019). 

Dilansir dari Kompas.com, Kepala Protokol Humas Istiqal Abu Hurairah mengatakan, benda mencurigakan itu ditemukan di antara Masjid Istiqal dan Hotel Sriwijaya. Warga langsung melaporkan penemuan itu kepada polisi. Polisi pun langsung meledakkan barang mencurigakan tersebut. Kendati demikian, Abu Hurairah tak mengetahui isi benda mencurigakan itu.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan mengatakan, benda mencurigakan yang ditemukan tersebut bukan bom.

"Enggak ada bom (yang ditemukan di luar Masjid Istiqlal)," kata Harry saat dikonfirmasi Kompas.com.

#Ledakan #Istiqlal #MasjidIstiqlal
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com