Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD Tantang Netizen Buktikan Tudingan Anti-bendera Tauhid, Hadiahnya 10 Juta

Kompas.com - 13/08/2019, 05:37 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD menantang netizen untuk membuktikan tudingan bahwa dirinya anti-bendera tauhid.

Tantangan ini disampaikan Mahfud melalui media sosialnya. Ia bahkan akan memberikan uang Rp 10 juta bagi yang berhasil membuktikan.

“SAYEMBARA: 10 JUTA BAGI YANG BISA....ditunggu jawabannya sampai 17 Agustus 2019 jam 18.00WIB. Mahfud MD Bakal Kasih Rp 10 Juta ke Pihak yang Bisa Buktikan Dirinya Anti-Bendera Tauhid,” tulis Mahfud dalam akun instagram miliknya.

Kepada Kompas.com, Senin (12/8/2019), Mahfud menjelaskan maksud tantangannya itu. Menurut Mahfud, ia menyampaikan tantangan itu sebagai respons atas kabar bohong yang menyebutkan dirinya anti-bendera tauhid.

Ketika itu, kata Mahfud, ia ditanya oleh wartawan terkait taruna Akmil Enzo Zens Allie yang diduga berkaitan dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Baca juga: Soal Enzo Allie, Menhan Bilang Periksa Dulu, Baru Nanti Saya Ambil Alih

Lalu, ia mengatakan, TNI bisa saja sedang kecolongan. Akan tetapi, hal itu sulit terjadi karena seleksi masuk ke TNI sangat ketat.

Mahfud mengaku, pernyataannya itu tidak ada kaitannya dengan bendera tauhid.

"Ada wartawan tanya ke saya, bagaimana menurut pak Mahfud soal Enzo Zens, 'Ya saya bilang bisa saja TNI kecolongan kan,' tetapi menurut saya TNI itu seleksinya ketat kan gitu, orang dilihat latar belakangnya dari ibunya, saudaranya kalau masuk akmil gitu, tidak ada kaitannya (dengan bendera Tauhid)," kata Mahfud.

Ia mengatakan, warganet di sosial media sangat liar dalam memaknai pernyataannya. Oleh sebab itu, ia meminta siapa pun yang bisa membuktikan akan diberi uang senilai Rp 10 juta.

"Iya di medsos liar, karena itu saya suruh buktikan dimana saya mengatakan itu, kan beritanya enggak begitu, semua ada empat wartawan, enggak ada yang menulis begitu (anti-bendera Tauhid), tapi kan lalu muncul pengembangan di medsos," ujar dia.

Mahfud mengaku, tidak mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal. Hal itu menurut dia, dua hal yang berbeda.

Baca juga: Untuk Mencapai Indonesia Emas 2045, Menurut Mahfud MD Ini yang Harus Dibenahi

Ia mengatakan, bendera tauhid itu milik semua orang, bukan hanya kelompok radikal. Ia mengaku juga memiliki bendera tauhid.

"Bendera tauhid itu milik semua orang, bukan milik orang radikal, dan saya termasuk yang punya bendera tauhid. Dulu saya sudah bertahun-tahun ada tulisan La Ilaha Illallah," ucap Mahfud.

Selanjutnya, Mahfud mengatakan, bendera tauhid merupakan lambang keimanan dan kecintaan seseorang pada kalimat tersebut.

"Nah saya enggak menganggap bendera tauhid itu bendera radikalisme, itu lambang keimanan dan kecintaan orang. Bahwa seseorang menggunakan itu (bendera tauhid) tidak harus disimpulkan dibilang radikal itu tidak benar," kata Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com