Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Ibu-ibu daripada Bergosip Lebih Produktif Jadi Pengusaha

Kompas.com - 29/07/2019, 13:43 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, saat ini peluang perempuan menjadi pengusaha sangat besar seiring berkembangnya teknologi.

Hal tersebut ia sampaikan saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) di The Media Hotel, Jakarta, Senin (29/7/2019).

Kalla menyatakan, seiring berkembangnya teknologi, ibu rumah tangga tidak lagi dibebani dengan tugas memasak. Sebab, saat ini sudah ada layanan pembelian makanan melalui ojek online.

Karena itu, ibu rumah tangga kini memiliki banyak waktu luang.

Selain itu, berbagai perkembangan teknologi juga merambah ke perkakas rumah tangga sehingga ibu rumah tangga tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mencuci baju dan membersihkan rumah.

Karenanya, Kalla mengatakan waku luang tersebut sebaiknya digunakan untuk membuka usaha sehingga hasilnya lebih produktif.

"Karena teknologi, mencuci tinggal buang aja ke mesin cuci, selesai. Tunggu sore sudah (selesai). Masak banyak rice cooker. Kalau lagi ingin yang lain-lain tinggal telepon aja. Jadi katanya ibu-ibu itu tidak perlu pintar masak betul sekarang. Tinggal yang penting pintar order gitu kan. Sehingga ada waktu yang banyak," ujar Kalla.

"Karena waktu banyak itu, supaya tidak habis hanya untuk bergosip, maka yang lebih produktif adalah menjadi pengusaha. Karena itu maka pengusaha muslimah dapat mengembangkan usahanya dengan baik," lanjut Wapres.

Kalla menambahkan, saat ini jumlah pengusaha muslim di Indonesia masih sedikit. Karena itu ia mendorong para muslimah untuk menjadi pengusaha. Sebab, Wapres mengatakan, perekonomian negara akan terdongkrak bila jumlah pengusaha semakin banyak.

"Para pengusahalah yang maju yang dapat membayar pajak yang dapat tentu memajukan negeri ini. Karena tanpa pajak tidak mungkin negeri ini maju. Tanpa orang bekerja tidak mungkin negeri ini makmur. Karena hanyalah para pengusaha yang baik memberikan pekerjaan kepada para muslim dan muslimah yang lainnya," tambah Kalla.

Kompas TV Presiden Joko Widodo sudah mengantongi nama-nama calon menteri kabinet kerja periode kedua. Sejumlah partai politik pun berlomba menyodorkan kader terbaiknya. Lalu siapakah yang akan dipilih Jokowi untuk menjadi menteri di periode kedua ini? Lalu seberapa banyak porsi menteri dari partai politik? Simak dialognya dalam Sapa Indonesia bersama Ketua DPP PDI-P Nusyirwan Soejono, Dewan Syuro DPP PKB Maman Imanul Haq, dan juga Analis Politik Kode Inisiatif Veri Junaidi. #MenteriJokowi #JokowiMaruf #KoalisiJokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com