Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Identitas Dianggap Sebagai "Winning Template" di Pilpres 2019

Kompas.com - 29/05/2019, 20:00 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data dan fakta dinilai tidak banyak meningkatkan suara elektoral. Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, politik identitas dengan strategi post truth lah yang ternyata lebih efektif dalam Pilpres 2019.

"Politik identitas menjadi winning template yang biasanya dikawin-kawinkan dengan strategi post truth. Dianggap lebih bertuah secara elektoral jika dibandingkan dengan data dan fakta," katanya dalam diskusi bertajuk "Populisme Agama dalam Demokrasi Elektoral 2019" di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2019).

Baca juga: Isu Ekonomi Capres-Cawapres Dinilai Tenggelam oleh Politik Identitas

Maraknya isu-isu identitas yang membelah masyarakat, tuturnya, tidak bisa dilepaskan dari gejala global pasca kemenangan Victor Orban di Hungaria (2010), Brexit di Inggris (2016), Donald Trump di Amerika Serikat (2016), Milos Zeman di Ceko (2018), dan Jair Balsonaro di Brasil (2018).

Politik identitas, lanjutnya, telah terbukti melahirkan polarisasi yang tajam. Burhanudin menyebutkan, exit poll Indikator Politik terhadap 2.975 responden yang baru mencoblos pada 17 April 2019 lalu, memberikan gambaran bagaimana terbelahnya masyarakat Indonesia.

"Indikator menemukan bahwa kelompok muslim tradisionalis dan non muslim cenderung memilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sedangkan muslim modernis cenderung memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," imbuh Burhanudin.

Baca juga: Narasi Politik Identitas, Menguntungkan Sekaligus Merugikan

"Pemilih nonmuslim yang memilih Jokowi-Ma'ruf mencapai 97 persen, naik 15 persen jika dibandingkan 2014. Demikian juga dengan pemilih yang dekat dengan NU memilih Jokowi-Ma'ruf," sambungnya.

Dia menuturkan, pada Pilpres 2019, 56 persen warga Nahdiyin mengaku memilih Jokowi-Ma'ruf, naik 12 persen dibandingkan pemilu lima tahun lalu. Sebaliknya, Prabowo-Sandiaga menang telak di kalangan warga Muhammadiyah, Persis, dan ormas-ormas modernis lainnya.

"Makanya, karena politik identitas, pemilih sudah memutuskan pilihan jauh sebelum masa kampanye terbuka dimulai," jelasnya.

Kompas TV Dua pihak yang terlibat langsung dalam pilpres berjanji akan mengedepankan adu gagasan dan prestasi dalam meraih dukungan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com