Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly: Penyelesaian Masalah Pemilu Ada Mekanismenya, Stop Perang Opini

Kompas.com - 22/04/2019, 16:34 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta seluruh komponen bangsa untuk menahan diri dan menunggu hasil penghitungan suara resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kedua paslon capres-cawapres juga diharapkan tidak membuat kesimpulan final masing-masing terkait hasil pilpres.

Seruan tersebut disampaikan agar situasi dan kondisi politik saat ini menjadi tenang pasca pemilu serentak yang digelar 17 April 2019.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid Dorong DPR Evaluasi Penyelenggara Pemilu Bersama Pemerintah

"Semua warga yang sudah memilih, cukup selesaikan perselisihan. Kita kembali ke urusan kita masing-masing. Tinggal timses saja yang disuruh bekerja sekarang menghimpun bukti-bukti kalau ada potensi sengketa mengenai hasil pemilu," ujar Ketua ICMI Jimly Asshiddiqie, di kantor di ICMI, Senin (22/4/2019).

Ia berharap jangan ada lagi wacana hingga perang opini di media sosial pasca pemilu. Dirinya menegaskan, segala persoalan pemilu telah memiliki mekanisme untuk diselesaikan, baik melalui Bawaslu, DKPP, dan Mahkamah Konstitusi.

Baca juga: Tak Siap Kalah Pemilu Bisa Ganggu Psikologis

"Jangan lagi isunya perang wacana tapi sekarang mekanismenya harus melalui ruangan sidang, bukan lagi di jalanan. Maka timses diharapkan bekerja profesional mengumpulkan sebanyak-banyaknya bukti," jelasnya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga menghimbau semua pihak untuk tidak menggunakan people power hingga demonstrasi. Sebab, hal itu bukanlah bagian mekanisme dalam menyelesaikan sengketa pemilu.

Baca juga: Bawaslu Cabut Sertifikasi Pemantau Pemilu untuk Lembaga Jurdil2019

"Jadi jangan lagi mobilisasi politik, itu tidak lagi kita idealkan sesudah reformasi ini. Gunakan mekanisme yang sifatnya melembaga melalui MK kalau ada hasil pemilu silang sengketa, nah selesaikan di sana," tuturnya.

ICMI, seperti diungkapkan Jimly, meminta seluruh komponen bangsa untuk menahan diri dan menunggu hasil perhitungan suara resmi KPU pada 22 Mei 2019.

Kompas TV Proses pemungutan suara pemilu presiden dan legislatif sudah usai. Kini tahapan penghitungan suara sedang berlangsung di tingkat kecamatan. Meski alat peraga kampanye telah bersih ditertibkan rupanya masih ada caleg yang menyisakan utang atas biaya pencetakan atau sablon atribut kampanye. Para pengusaha sablon di Jambi pun kini harap-harap cemas. Selain order sablon dan reklame menurun drastis pasca masa kampanye masih banyak juga calon anggota legislatif yang belum melunasi biaya cetak atribut kampanye. Jumlahnya pun mencapai puluhan juta rupiah. Pengusaha sablon dan reklame pun berharap agar utang pencetakan atribut kampanye segera dilunasi. Pasalnya pada pemilu sebelumnya banyak caleg yang mangkir membayar utang jika tak terpilih. #Pemilu2019 #CalonLegislatif #UtangPembayaranAPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com