Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Pihak yang Temukan Pelanggaran Netralitas ASN dan Polri Melapor

Kompas.com - 18/04/2019, 18:17 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak agar melaporkan temuan adanya ketidaknetralan aparatur sipil negara (ASN) dan aparat keamanan ke pihak berwenang.

Presiden menanggapai pertanyaan terkait adanya tudingan ketidaknetralan ASN dan Polri.

"Karena kan bisa saja ASN ini terlalu semangat, mendukung 01 atau 02, bisa saja," kata Jokowi dalam wawancara dengan Wakil Pemimpin Umum harian Kompas Budiman Tanuredjo yang disiarkan Kompas TV, Kamis (18/4/2019).

Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Berharap Kapolri dan Panglima TNI Penuhi Janjinya soal Netralitas

Menurut Jokowi, jumlah ASN di Indonesia relatif besar, yakni 3,5 juta orang. Begitu pun juga aparat keamanan yang tak sedikit.

"Bisa lah satu dua yang seperti itu (tidak netral)," ujar Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menanggapi tudingan adanya kecurangan dalam pemilu 2019 dari kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Jokowi mempersilakan kubu Prabowo untuk menempuh mekanisme hukum yang berlaku.

"Kalau memang ada kecurangan yang dirugikan salurkan lewat mekanisme yang ada, laporkan ke Bawaslu bisa, ke MK (Mahkamah Konstitusi) bisa," kata Jokowi. 

Baca juga: Bawaslu Catat 165 Kasus Pelanggaran Netralitas ASN

"Jalur-jalur sepeti ini yang harus kita lakukan dan kenalkan ke masyarakat," sambung capres petahana ini.

Jokowi menjelaskan, penyelenggaraan pemilu di negara sebesar Indonesia bukan lah hal mudah. Ada 800.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di 17.000 pulau. Oleh karena itu wajar jika ada permasalahan terkait logistik dan masalah teknis lainnya.

Namun Jokowi sendiri menilai pelaksanaan pemilu 17 April kemarin berjalan baik.

"Kita apresiasi kerja keras KPU, bawaslu dan DKPP," kata dia.

Kompas TV Joko Widodo – Ma’ruf Amin bertemu dengan para ketua umum parpol pendukung. Pertemuan digelar di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat. Pertemuan antara Jokowi dengan ketua umum partai pendukung ini dilakukan seusai gelaran Pemilu 17 April 2019 kemarin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DPR Dengar 100.000 Jemaah Umrah Belum Pulang, Diduga Mau Haji Colongan

DPR Dengar 100.000 Jemaah Umrah Belum Pulang, Diduga Mau Haji Colongan

Nasional
Soal RAPBN 2025, Said Abdullah Soroti Masalah Kemiskinan, Stunting, hingga Pendidikan

Soal RAPBN 2025, Said Abdullah Soroti Masalah Kemiskinan, Stunting, hingga Pendidikan

Nasional
PKB Bakal Panggil Anies untuk Uji Kelayakan sebagai Cagub Jakarta

PKB Bakal Panggil Anies untuk Uji Kelayakan sebagai Cagub Jakarta

Nasional
Cak Imin Bakal Putuskan Hasil Uji Kelayakan Bobby Jadi Cagub dari PKB

Cak Imin Bakal Putuskan Hasil Uji Kelayakan Bobby Jadi Cagub dari PKB

Nasional
Dilaporkan ke KPK, Khofifah: Saya Baru Dengar

Dilaporkan ke KPK, Khofifah: Saya Baru Dengar

Nasional
Dirut Jasa Raharja Rivan A Purwantono Berikan Kuliah Umum 'Etika Bisnis dan Keberlanjutan' di UGM

Dirut Jasa Raharja Rivan A Purwantono Berikan Kuliah Umum "Etika Bisnis dan Keberlanjutan" di UGM

Nasional
Klaim Lulus Uji Kelayakan Cagub dari PKB, Bobby Bicara Sosok Cawagub

Klaim Lulus Uji Kelayakan Cagub dari PKB, Bobby Bicara Sosok Cawagub

Nasional
Reformasi Birokrasi dan Konsep Resiprokal

Reformasi Birokrasi dan Konsep Resiprokal

Nasional
Bamsoet Klaim Ada Aspirasi Publik yang Ingin UUD 1945 Diamendemen Lagi

Bamsoet Klaim Ada Aspirasi Publik yang Ingin UUD 1945 Diamendemen Lagi

Nasional
Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Nasional
Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Nasional
Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Nasional
UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

Nasional
RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

Nasional
Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com