Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pemantau Asing soal Pelaksanaan Pemilu 2019 di Indonesia...

Kompas.com - 17/04/2019, 17:18 WIB
Sherly Puspita,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) melakukan peninjauan tehadap penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pemantauan tersebut dilakukan bersama perwakilan luar negeri, pengamat, media, dan unsur TNI.

Sejumlah perwakilan negara asing mengaku takjub akan pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Salah satunya diungkapkan oleh Seung Ryeol Kim, perwakilan dari Korea Selatan.

"Dari pengamatan saya, semua hal berjalan baik, enggak ada kekerasan, enggak ada konflik. Semua lancar saja dan senang melihatnya," ujar Seung saat meninjau penghitungan suara di TPS 10 Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).

Baca juga: Pemantau Asing dari 33 Negara Awasi Pemilu 2019, Ini Mekanismenya

Ia mengatakan, banyak perbedaan mengenai cara pemilihan umum di Indonesia jika dibandingkan dengan di negaranya.

Ia menilai Pemilu di Indonesia memiliki tingkat transparasi yang tinggi. Hal senada disampaikan oleh perwakilan dari Myanmar, U Hla Tein.

"Menurut saya sangat transaparan dan asumsi saya pemilu di Indonesia itu kredibel. Ada beda sistem di Indonesia dan Myanmar. Di sini 1 pemilu untuk beberapa parlemen. Di Myanmar beda hari untuk setiap parlemen," paparnya.

Baca juga: Quick Count Kompas Data 70 Persen: Jokowi-Maruf 54,24 Persen, Prabowo-Sandiaga 45,76 Persen

Inspektur KPU RI Adiwijaya Bakti mengatakan, pemantauan ini dilakukan demi transparasi Pemilu Indonesia di mata dunia.

"Ini adalah kegiatan Elektoral Fisik Program, yaitu membuka kepada internasional dan pengamat luar negeri mengenai bagaimana proses pelaksanaan pemilu di Indonesia. Jadi di sini pesertanya ada yang dari Myanmar, Usbek, Jepang, Mozambik, Kedutaan Besar Singapura, Kedutaan Besar Ethiopia, kemudian medianya dari media mesir, kairo, TNI dari pengamat lokal ada dari Undip, IFES, ITB, ICW, IDEA," paparnya.

Tak hanya di TPS 10, lanjutnya, pemantauan juga dilakukan di Panti Bina Karya dan TPU dekan permukiman padat penduduk.

"Tadi peserta dari Mesir juga sangat surprise misalnya gimana kita menangani orang-orang penyandang sosial mental yang di negara mereka belum sebagus kita. Setiap lima tahun sekali kita bikin seperti ini termasuk Pilkada juga," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com