JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, debat ketiga yang akan menghadirkan dua calon wakil presiden, Ma'ruf Amind an Sandiaga Uno, adalah antara dua politisi.
Menurut dia, masyarakat dan Sandiaga harus diingatkan bahwa Ma'ruf Amin hadir sebagai seorang politisi, bukan bertindak sebagai ulama.
Oleh karena itu, debat ketiga adalah perdebatan antara dua politisi.
"Saat ini kewajiban kita adalah mengedukasi masyarakat nih bahwa yang muncul besok itu adalah sosok politisi," ujar Hendri ketika dihubungi, Rabu (27/2/2019).
Hendri menyebutkan, Ma'ruf Amin pernah menjadi politisi. Ia tercatat pernah menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan anggota DPR RI.
Baca juga: Maruf Amin, Persiapan Jelang Debat Ketiga, dan Warning untuk Sandiaga
Ia menilai, pada debat pertama, Ma'ruf telah menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang politisi.
Menurut dia, Ma'ruf bisa berbicara runut dan tepat sasaran.
Oleh karena itu, ia juga mengingatkan Sandiaga untuk tidak perlu sungkan berdebat dengan Ma'ruf.
Meskipun Ma'ruf merupakan sosok yang lebih tua dan seorang ulama, saat debat ketiga, Ma'ruf Amin harus dilihat sebagai seorang politisi.
"Sebab bagaimana Sandi mau melawan ulama? Kan tidak bisa. Masa Sandi mau mendebat ulama? Dan Kiai Ma'ruf juga harus mau dilabeli politisi. Jaket ulamanya mau tidak mau harus ditanggalkan dulu," kata dia.
Baca juga: Persiapan Sandiaga Jelang Debat, Bertemu Putri Proklamator hingga Masukan dari Anies Baswedan
Debat ketiga Pilpres 2019 akan diselenggarakan pada Minggu (17/3/2019). Pesertanya adalah cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Tema yang diangkat pada debat ketiga seputar pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.
Debat ketiga pilpres akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, oleh Trans 7, Trans TV, dan CNN Indonesia TV.