Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Infrastruktur di Vietnam, Thailand, Malaysia Lebih Efisien

Kompas.com - 18/02/2019, 02:18 WIB
Sandro Gatra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai, pembangunan infrastruktur negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia lebih efisien dibanding Indonesia.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat kedua capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) malam.

"Kalau kita bandingkan dengan index per kilometer infrastruktur, apakah itu jalan tol, apakah itu LRT, apakah itu kereta api yang dilaksanakan di Vietnam, di Thailand, di Malaysia, di Maroko semuanya itu adalah dua kali lebih efisien, dua kali lebih murah rata-rata dari di Indonesia, Pak. Ini fakta, Pak," kata Prabowo mengomentari pernyataan Joko Widodo.

Baca juga: Prabowo Khawatir Maraknya E-Commerce Larikan Uang Indonesia ke Luar Negeri

Prabowo mengatakan, perlu penghitungan yang matang untuk membangun infrastruktur agar memberi kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi.

Namun praktiknya, kata Prabowo, pembangunan infrastruktur di era Jokowi tidak efisien.

"Jadi saya pikir kita harus berpikir jernih dalam melihat bahwa infrastruktur itu harus menambah kekuatan ekonomi kita," ucap Prabowo.

Baca juga: Jokowi Bantah Menyerang Personal Prabowo

Prabowo kemudian menyebut data Bank Dunia bahwa hampir tidak ada dampak petumbuhan ekonomi Indonesia dari pembangunan infrastruktur lantaran tidak efisien.

Sementara itu, Jokowi menekankan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintahannya adalah untuk rakyat kecil.

"Ini yang sering tidak dilihat orang," ucap Jokowi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com