Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Kiprah Politik Ahok dan Kabar soal Masuk ke Timses Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 14/02/2019, 16:58 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah resmi menjadi kader baru Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), pada 8 Februari 2019, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali berkiprah di bidang politik.

Sebelumnya, Ahok menjadi terpidana dalam kasus penodaan agama yang membuat dia berada di tahanan selama 2 tahun. 

Setelah menjadi kader PDI-P, banyak pihak yang menanti kiprah politik Ahok di partai barunya.

Ahok pun dikabarkan akan menjadi tim sukses untuk paslon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Jika melihat PDI-P sebagai salah satu partai pengusung Jokowi-Ma’ruf, kemungkinan bahwa Ahok terlibat dalam timses sangat besar. Namun, dinamikanya terbilang tak kecil.

Tingkatkan elektabilitas

Keputusan Ahok untuk bergabung di PDI-P, mendapat apresiasi. Salah satunya disampaikan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden DPP Partai Golkar, Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

TGB menyebut bahwa bergabungnya Ahok dengan PDI-P dapat meningkatkan elektabilitas Jokowi pada pilpres nanti.

"Jadi ketika kerja kolektif (partai pengusung Jokowi-Ma'ruf) itu bergerak dengan bergabungnya Pak BTP, ya insya Allah menaikkan elektabilitas," ujar TGB ketika ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Baca juga: TGB: BTP Gabung PDI-P Bisa Naikkan Elektabilitas Jokowi

Polemik Timses

Namun, bergabungnya Ahok dalam partai politik pengusung Jokowi, bukan berarti otomatis masuk dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf.

Anggota TKN sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak beberapa waktu lalu dan tidak dapat diubah-ubah.

Meski begitu, kabar bahwa Ahok akan masuk dalam timses banyak mendapat tanggapan dari beberapa tokoh nasional. Beberapa tokoh itu antara lain adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin.

Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma’ruf, Jusuf Kalla, menyebut sebaiknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak masuk dalam struktur tim kampanye.

Menurut Kalla, jika Ahok masuk dalam struktur tim kampanye akan berpotensi membuka kembali ingatan publik terhadap kasus penistaan agama beberapa tahun lalu yang masih lekat dengan sosoknya.

Keberadaan Ahok dalam tim kampanye dapat berpotensi dua hal, antara meningkatkan atau menggerus suara Jokowi-Ma’ruf.

"Jadi lebih baik seperti inilah. Tenang-tenanglah Pak Ahok. Ya, jalan-jalan dulu, atau apa. Kan karena dia Ahok kan sudah punya empat kali pindah partai juga. Toh pemilu dua bulan lagi. Juga efeknya tidak akan banyak,” kata JK saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Baca juga: Menurut Kalla, Ahok Tak Perlu Masuk Timses Jokowi-Maruf

Saat ditanya mengenai usulan JK, calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin pun memberikan pendapat serupa.

Ia setuju dan satu suara dengan Kalla yang menyarankan Ahok untuk tidak masuk dalam tim pemenangan.

"Saya kira bagus sarannya Pak JK itu ya, saya kira bagus saja," kata Ma’ruf saat ditemui di Gedung BEI, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: JK Sarankan Ahok Tak Masuk Timses Jokowi, Ini Tanggapan Maruf Amin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com