Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Rp 50 Juta untuk Tiap Desa Terdampak Tsunami Selat Sunda

Kompas.com - 28/12/2018, 12:47 WIB
Devina Halim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BANTEN, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri akan memberikan bantuan bagi desa di sekitar Selat Sunda yang terdampak bencana tsunami.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menuturkan di tahap pertama, tiap desa akan menerima bantuan sebesar Rp 50 juta. Untuk itu, Tjahjo mengatakan tim di posko penanganan perlu mendata desa-desa yang rusak akibat tsunami.

Hal itu diungkapkan Tjahjo saat bertemu dengan Gubernur Banten Wahidin Halim untuk meninjau langsung proses penanganan pasca-bencana, di Kantor Gubernur, Serang, Jumat (28/12/2018).

"Kami menyediakan anggaran, semua desa yang rusak, uangnya siap, anggarannya ada, tahap pertama kita bantu Rp 50 juta per desa," kata Tjahjo.

Baca juga: Hunian Terdampak Tsunami akan Direlokasi

Dana tersebut akan diberikan langsung kepada kepala desa masing-masing, melalui bupati. Tjahjo menuturkan, bantuan itu diharapkan dapat memulihkan operasional pemerintahan setempat sehingga dapat melayani masyarakat.

Nantinya, kata Tjahjo, gubernur yang akan menentukan total anggaran yang dibutuhkan untuk proses rehabilitasi wilayah yang terdampak.

Tjahjo meyakinkan Gubernur Banten Wahidin bahwa anggaran untuk proses rehabilitasi tersedia. Hal itu juga sudah menjadi kewajiban pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana perbaikan rumah.

"Pola yang digunakan sama dengan Palu dan Lombok, memang perlu jangka panjang, anggarannya siap, jangan khawatir, untuk pembangunan rumah, kantor, dan sebagainya," ungkap Tjahjo.

Baca juga: Cerita Sanusi, Pegawai PLN yang Selamat dari Tsunami dengan Memegang Erat Batang Pohon

Tjahjo menambahkan, pihaknya juga tidak masalah jika pemda setempat ingin membantu rehabilitasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD).

Menurut dia, prioritas yang menjadi tugas pokok dan fungsi Kemendagri adalah agar pemerintah daerah bisa pulih kembali.

Data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB, sebanyak 430 orang meninggal dunia karena kejadian ini. Sementara kerugian ekonomi masih dalam pendataan.

Selain korban meninggal, tercatat 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang. BNPB juga mencatat, ada 21.991 orang yang mengungsi di sejumlah daerah.

Jumlah ini masih sangat mungkin bertambah seiring dengan proses evakuasi yang masih terus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com