Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timses Jokowi Perkirakan Kebutuhan Dana Saksi Hingga Rp 400 Miliar

Kompas.com - 07/12/2018, 21:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Wahyu Sakti Trenggono memprediksi kebutuhan dana saksi di Pilpres 2019 sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar.

Ia memperkirakan masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) nantinya dijaga oleh dua saksi. Masing-masing saksi akan diberi uang konsumsi sebesar Rp 200.000 hingga Rp 300.000.

Hal itu disampaikan Wahyu saat ditemui di acara pelatihan TKN Jokowi-Ma'ruf di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (7/12/2018).

"Kurang dari Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Masa saksi enggak boleh minum. Idealnya Rp 200.000 sampai Rp 300.000 (per saksi)," kata Wahyu.

Baca juga: Kurangi Ongkos Politik, Prabowo Setuju Dana Saksi Tak Dibebankan ke Parpol

Ia mengatakan kebutuhan dana saksi memang besar lantaran sangat penting untuk menjaga suara yang telah diperoleh Jokowi-Ma'ruf di setiap TPS agar tak hilang.

Wahyu menambahkan, jumlah tersebut wajar karena jumlah TPS di Indonesia pada Pemilu 2019 mencapai 805.068.

Ia juga mengatakan kebutuhan besar lainnya di luar dana saksi ialah biaya akomodasi saat menyelenggarakan pelatihan tingkat nasional dan rapat umum.

Saat ditanya berapa jumlah dana kampanye yang sudah terkumpul Wahyu enggan menjawab secara pasti. Ia hanya menyatakan saat ini dana yang terkumpul sudah mencapai angka puluhan miliar.

"Untuk akomodasi, kemudian ngumpul, sewa tempat, konsumsi, transportasi, alat peraga. Seperti di Jawa Timur waktu di Surabaya habis Rp 9,7 miliar. Itu kan besar, acara Rakernas. Saya kira bisa dibilang segitu (puluhan miliar terkumpul)," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com