Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Minta Aparat Keamanan Tindak Tegas Aksi Radikal

Kompas.com - 26/11/2018, 23:36 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta aparat keamanan menindak tegas siapapun yang dengan jelas melakukan tindakan-tindakan radikal.

Menurut Wiranto, tindakan tersebut dapat mengganggu ketertiban dan kerukunan bangsa. Akibat yang ditimbulkan dari tindak radikal pun, bisa mengakibatkan kekacauan.

Wiranto mengimbau masyarakat untuk menghindari tindakan-tindakan yang cenderung mengarah ke tindak radikal.

"Saya sudah minta aparat keamanan menindak tegas saja kepada siapapun yang nyata-nyata melakukan tindakan-tindakan yang radikal yang menggangu keamanan, mengganggu ketertiban dan menggangu kerukunan kita sebagai bangsa," kata Wiranto saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) Komisi Penyiaran Indonesia di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).

Baca juga: BIN: 7 Perguruan Tinggi Negeri Terpapar Paham Radikal

"Sebab kalau sudah terjadi sesuatu yang lebih berat lagi, itu harganya mahal sekali. Nilai yang harus kita bayar untuk sesuatu kekacauan itu mahal, jangan sampai kita ke sana," sambungnya.

Jika ada langkah-langkah aparat yang tegas dan keras, kata Wiranto, bukan berarti mereka kejam. Tetapi, aparat tengah berupaya menjaga keamanan dan perdamaian.

Lebih lanjut, Wiranto mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, damai, dan rukun. Terlebih, Indonesia saat ini memasuki tahun politik.

Adapun untuk menghadapi persoalan-persoalan yang berlangsung jelang Pemilu, dibutuhkan kesadaran dan kearifan dari semua pihak untuk menjaga keutuhan bangsa.

Baca juga: Terkait Kelompok Radikal, Kasus Penyerangan Pos Lantas Lamongan Dilimpahkan ke Densus 88

"Seperti misalnya, ada berita ada beberapa masjid yang terpapar dengan konsep radikalisme, ya kita tinggal jaga aja kalo ada kegiatan-kegiatan yang kira-kira menjurus ke radikalisme. Lapor saja polisi ada aturan mainnya, ada Undang-Undangnya ada hukumnya," ujar Wiranto.

Wiranto menambahkan, Indonesia bukan negara yang bebas sebebas-bebasnya. Demokrasi memang menjamin kebebasan, tetapi, tetap ada batas dan aturannya.

"Kalau kebebasan yang diatur itu ditabrak, dilanggar, negeri ini akan kacau dan itu nggak boleh karena kebebasan itu jangan sampai menggangu kebebasan orang lain," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com