Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Dorong Para Pencandu Narkoba Tidak Dipenjara, tapi Direhabilitasi

Kompas.com - 30/10/2018, 18:45 WIB
Reza Jurnaliston,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com-Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Hamonangan Laoly menuturkan, pihaknya terus berupaya untuk mengatasi persoalan kelebihan kapasitas di lembaga pemasyarakatan.

Salah satunya adalah mendorong para pemakai narkoba tidak dimasukkan ke dalam lapas, namun cukup direhabilitasi.

"Persoalan kita adalah banyaknya napi narkoba. Kami hanya mendorong para pemakai jangan dimasukkan ke dalam (lapas). Pemakai atau pecandu itu harusnya direhabilitasi," ujar Yasonna di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Yasonna mengatakan, pihaknya tengah membangun lapas khusus untuk narkoba.

Baca juga: Jalan Kaki Surabaya-Jakarta, Mantan Preman Kampanyekan Bahaya Narkoba

Lapas yang dibangun nantinya dengan keamanan maksimum (super maksimum security) yang diperuntukkan untuk narapidana dengan risiko tinggi (high risk).

“Lapas maksimum security 1 orang 1 tidak ada sinyal dan 24 jam CCTV memantau mereka (narapidana narkoba),” ujar Menkumham.

Yasonna menjelaskan, untuk sementara ini pasca peristiwa kerusuhan di Mako Brimob banyak napi teroris dikirim ke Lapas Nusakambangan. Hal itu mengakibatkan, narapidana bandar narkoba belum bisa dipindahkan ke Lapas Nusakambangan.

“Lapas Batu yang sudah bisa sepenuhnya untuk bandar narkoba sementara ini diisi oleh napi teroris. Sekarang masih persis persiapan pembangunan lapas super maksimum security di Karanganyar, mungkin sudah 50 persen,” jelas Yasonna.

Yasonna mengatakan, pihaknya ingin mengubah paradigma lapas yang semula terkesan sebagai tempat yang “angker” menjadi tempat yang lebih humanis.

“Di Lapas kita dorong terus untuk meningkatkan program kemandirian napi dengan membina sebagai warga mandiri,” kata Yasonna.

Ia mencontohkan, kegiatan para narapidana yang bisa menciptakan produk kerajinan yang berbasis industri.

“Napi bisa buat band yang baik, napi-napi kita latih jadi barista. Membuat craft tas kulit, kerajinan tangan yang betul-betul,” tutur Yasonna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Indonesia Usulkan Makan Siang Gratis jadi Program Satgas Global Melawan Kelaparan dan Kemiskinan

Nasional
Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Laporan BPK 2021: Tapera Tak Kembalikan Uang Ratusan Ribu Peserta Senilai Rp 567 M

Nasional
Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Mundur sebagai Wakil Kepala Otorita IKN, Dhony Rahajoe Sampaikan Terima Kasih ke Jokowi

Nasional
KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

KPU Dianggap Bisa Masuk Jebakan Politik jika Ikuti Putusan MA

Nasional
Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Ketika Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN Kompak Mengundurkan Diri ...

Nasional
KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

KPU Diharap Tak Ikuti Putusan MA Terkait Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Adam Deni Hadapi Sidang Vonis Kasus Pencemaran Ahmad Sahroni Hari Ini

Nasional
Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Pentingnya Syarat Kompetensi Pencalonan Kepala Daerah

Nasional
Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasihat SBY untuk Para Pemimpin Setelah 2014

Nasional
Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Dulu Jokowi Tak Setujui Gibran Jadi Cawapres, Bagaimana dengan Kaesang pada Pilkada Jakarta?

Nasional
[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

[POPULER JABODETABEK] Pedagang Pelat Mengaku Enggan Terima Pesanan Pelat Nomor Palsu | Warga Sebut Tapera Hanya Mempertimbangkan Kebutuhan Pemerintah

Nasional
[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

[POPULER NASIONAL] Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur | Tugas Baru Budi Susantono dari Jokowi

Nasional
Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Mengaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com