JAKARTA, KOMPAS.com — Masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 sudah berjalan hampir satu bulan.
Dalam satu bulan ini, dua cawapres, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, lebih banyak turun ke daerah-daerah.
Para cawapres ini terlihat lebih getol gerilya berkunjung ke daerah-daerah untuk menyapa masyarakat.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, fenomena cawapres yang lebih getol kampanye pada Pilpres 2019 merupakan hal yang wajar.
Baca juga: Prabowo-Sandi ke Tebu Ireng, Gus Sholah Nyatakan Bukan Kampanye
Sebab, waktu kampanye Pilpres 2019 jauh lebih panjang dibandingkan Pilpres 2014.
"Dulu kan cuma enam minggu, sekarang sudah berbulan-bulan," ujar Hendri di Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Berdasarkan jadwal kampanye yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU), masa kampanye DPR, DPD, DPRD, dan capres-cawapres dimulai sejak 23 September 2018 hingga 13 April 2019.
Menurut Hendri, dengan panjangnya waktu kampanye, para capres dan cawapres punya keleluasaan untuk kampanye secara bergantian.
Baca juga: Tim Kampanye Jokowi-Maruf Tak Masalah Debat Capres di Kampus, tetapi...
Dalam satu bulan ini, para cawapres seolah diberikan waktu untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat.
"Masing-masing capres mempersilakan cawapresnya untuk memopulerkan diri. Karena kan dua-duanya sama barunya, sedangkan Jokowi dan Pabowo sudah dikenal luas publik," kata dia.
Hendri yakin, pada Pilpres 2019 sosok cawapres akan menjadi faktor penentu keterpilihan pasangan.
Oleh karena itu, kampanye cawapres dinilai sangat penting.
Sementara untuk capres, menurut Hendri, Jokowi dan Prabowo akan gencar kampanye mulai Januari 2019.