JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Popy Dewi Puspitawati menyebut, pihaknya hingga saat ini terus memberikan layanan psikososial untuk anak-anak korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Menurut dia, aktivitas psikososial penting untuk memberikan motivasi pada anak-anak sebelum mereka kembali ke sekolah atau sekedar mau bermain dengan teman-temannya.
"Kegiatan-kegiatannya memang sekarang seperti bermain, tapi ini edukasi pascabencana," kata Popy di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: Dendeng dan Ikan Keumamah Untuk Korban Gempa Palu
Popy mengatakan, kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas psikososial di antaranya baris-berbaris, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, hingga bermain dan menggambar.
Kegiatan tersebut biasanya dilakukan di tanah lapang, di bawah pohon, hingga di dalam tenda-tenda pengungsian.
Meskipun mengakui kegiatan tersebut belum efektif dikatakan aktivitas pembelajaran, tetapi, Popy menyebut, paling penting anak-anak bisa kembali ceria.
"Kegiatan psikososial yang penting anak-anak ceria dulu lah. Yang penting bisa merasa aman berkumpul lagi, bisa cepat enjoy, menikmati," ujar dia.
Sementara itu, saat ini 333 unit sekolah darurat berkapasitas 7 ruang sedang dipersiapkan untuk kegiatan belajar mengajar murid terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Langkah tersebut menindaklanjuti adanya 422 unit fasilitas pendidikan yang rusak di kawasan Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong. Jumlah itu terdiri dari 5 unit PAUD, 205 SD, 45 SMP, 89 SMA, 74 SMK dan 4 SLB.
Dana Rp 245,6 miliar disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk rencana bantuan tersebut.
Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) mengakibatkan 82.775 warga terdampak mengungsi di sejumlah titik.
Selain itu, dilaporkan 2.045 korban meninggal dunia dan 10.679 jiwa luka berat.
Tercatat pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Serta terdapat 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.