JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, per 10 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB, meningkat menjadi 2045 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.636 orang dari Kota Palu, 171 orang dari Donggala, Sigi 222 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasang Kayu Sulawesi Barat 1 orang.
"Awalnya kami menduga Donggala yang paling parah karena pusat gempa ada di sana. Tapi ternyata yang paling parah Kota Palu, dan itu akibat tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: BNPB: Tak Ada Pengusiran Relawan BPBD di Kantor Bappeda Palu
Sutopo menjelaskan, korban meninggal dunia paling banyak akibat tersapu tsunami.
Jumlah itu, kata Sutopo, masih bisa bertambah seiring dengan proses evakuasi korban yang masih terus berlanjut.
Seluruh korban tersebut, menurut data BNPB, sudah dimakamkan. Sebanyak 969 korban dimakamkan secara massal, sedangkan 1.076 korban dimakamkan oleh keluarga.
Baca juga: BNPB Pastikan Korban Terdampak Likuefaksi di Sulteng Direlokasi
Selain korban meninggal dunia, BNPB mencatat 10.679 orang luka berat. Tercatat pula 671 orang hilang yang diperkirakan masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan akibat gempa dan tsunami.
Selain itu, gempa bermagnitudo 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018 itu juga mengakibatkan 82.775 mengungsi di sejumlah titik.
Dilaporkan pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak, 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.
.
.
.