KOMPAS.com - Konferensi yang diadakan di New Delhi, India, pada Februari 1949 menjadi cikal bakal terselenggaranya Asian Games.
Perwakilan dari berbagai negara di Asia sepakat menandatangani piagam terbentuknya perkumpulan olahraga terbesar se-Asia tersebut.
Sosok di balik usulan penyelenggaraan Asian Games adalah GD Sondhi, tokoh olahraga India.
Pada 4 Maret 1951, Asian Games pertama diadakan di Delhi, India, yang diikuti 491 atlet dari 11 negara, termasuk Indonesia.
Setelah tiga kali ikut serta dalam ajang itu, Indonesia mendapatkan kesempatan sebagai tuan rumah pada Asian Games IV tahun 1962.
Untuk menyukseskan Asian Games 1962, dibangun stadion olahraga yang mampu menampung kapasita 100.000 orang, stadion tertutup untuk 10.000 orang, lapangan tenis, kolam renang, dan insfrastruktur penunjang lainnya.
Namun, Indonesia diprotes oleh Asian Games Federation, pengurus Olympic Games, dan Komite Olahraga Internasional karena tak mengundang Israel dan Taiwan.
Meski demikian, Asian Games 1962 berjalan lancar.
Pasca Asian Games 1962, Soekarno menggagas Games of the New Emerging Forces (Ganefo), untuk merespons protes yang dilayangkan terhadap sikap Indonesia.
Panitia Ganefo mulai mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan pada 1963.
Menanggapi ini, pengurus Olympic Games menyatakan tak mengakui Ganefo dan banyak organisasi olahraga dunia yang melarang anggotanya ikut dalam kompetisi ini.
Akibatnya, negara yang diundang tak bersedia mengirimkan atlet terbaiknya karena khawatir mendapatkan sanksi tak bisa mengikuti Olympic Games yang diselenggarakan di Tokyo pada 1964.
Olympic Games alias olimpiade merupakan ajang olahraga internasional empat tahunan yang dikuti oleh negara-negara dari seluruh dunia.
Masalah lainnya, negara yang diundang tak memiliki anggaran untuk mengirimkan atletnya ke Ganefo. Akhirnya, Indonesia menyediakan tiket dan menanggung biaya-biaya lainnya bagi atlet yang datang ke Jakarta.
Rombongan kesenian untuk hiburan juga dipersiapkan oleh Indonesia.