JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengklaim mengalami peristiwa yang tak terlupakan saat berkontestasi di Pilkada Jawa Tengah kemarin.
Peristiwa tersebut, kata dia, sampai mengancam nyawa tim sukses mereka. Kejadiannya bermula saat Sudirman menggadaikan rumahnya untuk menutup kekurangan biaya saksi di hari pencoblosan.
Saat timnya membawa uang hasil menggadaikan rumahnya, mereka disergap oleh lima mobil di jalan tol dari Jakarta menuju Jawa Tengah. Ketika itu, kelima mobil tersebut berhasil menghentikan mobil tim sukses Sudirman yang berisikan uang untuk biaya saksi.
Salah seorang yang turun dari salah satu mobil yang menyetop mobil tim sukses Sudirman menodongkan senjata api. Mereka, ungkap Sudirman, memaksa tim sukses Sudirman mengakui bahwa uang yang dibawa merupakan hasil transaksi jual beli narkoba.
Baca juga: Sudirman Said Kalah Quick Count Pilkada Jateng, Begini Tanggapan Anies
"Satu tim yang sedang membawa uang untuk konsumsi sebagai saksi dari Jakarta ke Jawa Tengah di jalan tol disergap oleh lima mobil, ditodong senjata pistol, dituduh sebagai bandar narkoba dan di bawa ke satu kantor," kata Sudirman dalam axara Rosi yang tayang Kompas TV, Kamis (28/6/2018) malam.
"Yang nodong pistol itu dalam keadaan mabuk. Coba bayangkan kalau itu lepas," lanjut dia.
Tim sukses Sudirman akhirnya baru bisa dihubungi kembali pukul 11.30 WIB. Karena itu ia mengatakan peristiwa itu menjadi catatan bagi demokrasi di Jawa Tengah yang mengancam nyawa.
Saat ditanya kenapa tak melaporkan kejadian itu kepada polisi, Sudirman merasa peristiwa itu sangat kompleks dan perlu didalami terlebih dahulu.
Baca juga: Sudirman Said Kalah Quick Count Pilkada Jateng, Begini Tanggapan Anies
Saat ini, ia dan tim hukumnya tengah mendalami hal itu untuk memperkarakannya di ranah hukum.
"Kami sedang menata tim advokasi kami. Sedang kami rangkai. Kalau nanti ini sesuatu yang sistematis nanti ini kami perkarakan," lanjut Sudirman.