Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS: Beda Pilihan Politik Jangan Abaikan Persaudaraan

Kompas.com - 16/06/2018, 15:13 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid berharap Idulfitri menjadi dasar perekat tali silaturahim.

Hidayat berharap perbedaan politik tidak membuat perpecahan di masyarakat.

"Apapun latar belakang politik kita, pilihan politik kita. Boleh beragam, boleh berbeda. Tapi kita mempunyai bekal sosial dan spiritual bahwa kita semuanya bersaudara," kata Hidayat saat ditemui di kediamannya di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6/2018).

Baca juga: Rayakan Idul Fitri Hari Ini, Jemaah Islam Aboge Lakukan Shalat Id

Hidayat mengatakan, perbedaan politik tidak boleh menimbulkan konflik, tidak harus saling menegasikan, apalagi sampai melakukan kampanye htam untuk saling menjatuhkan.

Menurut Hidayat, tindakan-tindakan negatif tidak hanya mencoreng pesta demokrasi dalam pemilu, tetapi juga berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Menurut Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu, meski rakyat diberi kedaulatan tertinggi menggunakan haknya dalam pemilu, rakyat juga perlu mengingat bahwa kompetisi tersebut bukan untuk menghadirkan permusuhan, tapi justru menghadirkan kondisi yang lebih baik.

Baca juga: Tidak Bayar Denda Sesuai Vonis, 6 Napi Gagal Bebas Saat Idul Fitri

"Seperti puasa, ada yang shalat cuma 23 rakaat, ada yang 12 rakaat. Ada yang pake ruqyah, ada yang pake hisab, ada zakatnya pake uang, ada yang pake barang. Tapi kita semua bisa aman tertib dan damai, dan kemudian bisa sama-sama melakukan Idulfitri dan halalbihalal," kata Hidayat.

Kompas TV Untuk mengurai kemacetan yang ada Satlantas Polres Bogor memberlakukan sistem satu arah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com