Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Patriarki, Faktor Penyebab Perempuan Jadi Pelaku Radikalisme

Kompas.com - 17/05/2018, 20:21 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Jurnal perempuan Atnike Nova Sigiro menyebutkan, terorisme masuk dan mengakar ke dalam sistem keluarga para pelaku teror.

Tak heran jika perempuan juga bisa menjadi pelaku, tidak sebatas menjadi target perekrutan doktrin radikal.

“Sekarang dia (perempuan) sudah aktif menjadi pelaku, itu nggak bisa dilepaskan dari keputusan suaminya juga atau suaminya terlibat dalam kekerasan,” ucapnya di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Baca juga: Tren Penggunaan Perempuan dalam Aksi Terorisme Harus Ditekan

Direktur Eksekutif Jurnal perempuan Atnike Nova Sigiro di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (17/5/2018).Reza Jurnaliston Direktur Eksekutif Jurnal perempuan Atnike Nova Sigiro di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Nova mengatakan, doktrin kepatuhan di tengah budaya patriarki dalam masyarakat kelompok radikal juga melemahkan posisi tawar perempuan.

“Kalau pakai kacamata feminisme memang pada umumnya perempuan pada posisi ditentukan oleh masyarakat, khususnya oleh laki-laki. Jadi dia (mengikuti) apa yang diputuskan oleh keluarganya dalam hal ini kepala keluarga atau suami,” tuturnya.

Nova melanjutkan, program deradikalisadi juga harus menyasar dalam kehidupan keluarga. Pemerintah seharusnya melakukan pendekatan dalam pemberdayaan keluarga, kepada istri dan anak.

Baca juga: Pelibatan TNI dalam Pemberantasan Terorisme Harus Diatur Lebih Detail

Seperti diketahui, dalam rangkaian teror belakangan ini, ada sejumlah perempuan yang terlibat atau berusaha melakukan aksi terorisme.

Pasca peristiwa Mako Brimob, aparat kepolisian pernah mengamankan dua orang perempuan yang diduga akan melakukan aksi penusukan terhadap anggota Brimob di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2018).

Sementara dalam teror Surabaya, seorang istri dan dua anak perempuan terlibat dalam aksi pengeboman terhadap tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: 3 Alasan Aksi Teror di Surabaya Libatkan Perempuan dan Anak-anak

Sementara itu, seorang istri juga terlibat dalam serangan teror di Polrestabes Surabaya. Di sisi lain, seorang anak perempuan yang sempat dilibatkan dalam aksi teror tersebut telah berhasil dilindungi oleh aparat dan menjalankan perawatan lebih lanjut.

Kompas TV Fenomena perempuan yang melakukan serangan bom bunuh diri bukan kali pertama ini terjadi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com