Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Operasi Penanggulangan Penyanderaan di Mako Brimob

Kompas.com - 10/05/2018, 10:49 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Drama 40 jam penyanderaan di Markas Komando Brimob oleh narapidana terorisme berakhir Kamis (10/5/2018), tepatnya pukul 07.15.

Polisi berhasil melumpuhkan narapidana terorisme yang sempat menyandera rekannya hingga Kamis pukul 02.00.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan, polisi melumpuhkan narapidana terorisme dengan sangat hati-hati.

Baca juga: Wiranto: Teror di Mako Brimob Keji dan di Luar Batas Kemanusiaan

Menteri koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menko Polhukam) Wiranto (tengah) memberikan keternag pers kronologis mengenai kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri. 

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Menteri koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Menko Polhukam) Wiranto (tengah) memberikan keternag pers kronologis mengenai kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri.
Oleh karena itu, polisi terlebih dahulu mengultimatum para narapidana terorisme yang berhasil merebut senjata.

Wiranto mengatakan, dalam ultimatumnya, polisi memberikan dua pilihan kepada para narapidana terorisme, menyerahkan diri atau menghadapi risiko serbuan.

"Aparat keamanan telah memberikan ultimatum kepada mereka, menyerah atau menghadapi risiko serbuan dengan batasan waktu tertentu," ujar Wiranto dalam konferensi pers di Markas Komando Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

Baca juga: Keluarga Korban Teroris Mako Brimob Terpukul dengan Kepergian Briptu Wahyu

Suasana di dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pasca kerusuhan yang dilakukan narapidana terorisme, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri. 

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Suasana di dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pasca kerusuhan yang dilakukan narapidana terorisme, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri.
Wiranto mengatakan, menjelang subuh, sebanyak 145 narapidana teroris menyerahkan diri kepada polisi.

Sementara itu, 10 narapidana lainnya tetap bertahan dan mencoba melawan polisi.

Polisi pun menyerbu 10 narapidana yang tersisa.

Baca juga: Pukul 09.25, Jalan Akses UI Depan Mako Brimob Kembali Dibuka

Setelah terjadi baku tembak, akhirnya 10 narapidana teroris itu menyerah.

Suasana di dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pasca kerusuhan yang dilakukan narapidana terorisme, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri. 

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Suasana di dalam Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pasca kerusuhan yang dilakukan narapidana terorisme, Kamis (10/5/2018). Sebanyak 145 narapidana terorisme yang menguasai Rutan Cabang Salemba Mako Brimob menyerahkan diri setelah dilakukan operasi Polri.
Selanjutnya, sekitar pukul 07.15, polisi meledakkan seluruh bom yang berhasil dirakit narapidana selama penyanderaan.

"Sisa teroris masih ada 10. Aparat keamanan melaksanakan serbuan di lokasi mereka. Tadi kita dengar bunyi tembakan dan bom," kata Wiranto. 

Baca juga: Ipda Yudi, Korban Teroris Mako Brimob, Tinggalkan Istri yang Hamil 9 Bulan

Ia pun memastikan seluruh narapidana terorisme yang sempat memberontak di Mako Brimob, Depok, sudah menyerah.

"Lengkap, 155 teroris menyerah kepada aparat kepolisian Republik Indonesia," kata Wiranto. 

Para narapidana terorisme dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 17 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Putusan MK Diketok 2011, Kenapa DPR Baru Revisi UU Kementerian Negara Sekarang?

Nasional
Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Indikator Politik: 90,4 Persen Pemudik Puas dengan Penyelenggaraan Mudik Lebaran Tahun Ini

Nasional
Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Di Sidang Tol MBZ, Pejabat Waskita Mengaku Bikin Proyek Fiktif untuk Penuhi Permintaan BPK Rp 10 Miliar

Nasional
Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Tiba-tiba Hampiri Jokowi, ASN di Konawe Adukan Soal Gaji yang Ditahan Selama 6 Tahun

Nasional
TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

TKN Sebut Jokowi Tak Perlu Jadi Dewan Pertimbangan Agung: Beliau Akan Beri Nasihat Kapan pun Prabowo Minta

Nasional
ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

ASN yang Tiba-Tiba Hampiri Jokowi di Konawe Ingin Mengadu Soal Status Kepegawaian

Nasional
Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Khofifah Sebut Jokowi Minta Forum Rektor Bahas Percepatan Indonesia Emas 2045

Nasional
Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan bagi Masyarakat di Kolaka Utara

Nasional
Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Ditanya Bakal Ikut Seleksi Capim KPK, Nawawi: Dijawab Enggak Ya?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Soal Revisi UU MK, Pengamat: Rapat Diam-diam adalah Siasat DPR Mengecoh Publik

Nasional
Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Pertamina Gandeng JCCP untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi

Nasional
Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Imbas Kecelakaan di Subang, Muhadjir: Jangan Menyewa Bus Kecuali Betul-betul Bisa Dipercaya

Nasional
Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Antisipasi Rumor, Fahira Idris Minta Penyelenggara dan Legislator Klarifikasi Penerapan KRIS secara Komprehensif

Nasional
Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Kenaikan Beras Tak Setinggi Negara Lain, Jokowi: Patut Disyukuri Lho...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com