Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halim Mahfudz

Dosen dan praktisi komunikasi strategis yang sekarang menjadi pengasuh pondok pesantren Seblak di Jombang, Jawa Timur.

Pilpres dan Ketulusan Berpolitik

Kompas.com - 18/04/2018, 15:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMILIHAN Presiden 2019 makin mendekat dan ingar-bingar makin riuh. Dunia media baik media konvensional maupun media sosial bergairah menjadi ajang kebisingan terkait Pilpres 2019. 

Presiden petahana yang berhak untuk dipilih ulang bakal menghadapi tantangan dari pesaing. 

Pilpres 2019 yang dilaksanakan di era teknologi, akan menjadi saksi pemanfaatan teknologi untuk menarik perhatian dan menundukkan para pemilih.  Tetapi itu bukan satu-satunya jalan.

Dengan keterbukaan informasi jaman sekarang di mana prestasi tercatat dan terekam baik, maka cara manjur menundukkan para pemilih adalah kemungkinan jalan pintas tanpa repot adu keahlian atau program, yaitu propaganda dengan memanfaatkan teknologi.

Kasus Trump

Banyak cerita tentang Pilpres di mana pun.  Perjalanan Presiden Trump misalnya, tidak selancar yang dibayangkan ketika dia sudah terpilih menjadi presiden sekarang. 

Tahun 2000, Trump pernah nyaris mencalonkan diri jadi Presiden AS tapi memutuskan mundur dari pencalonan.

Trump mundur meski sudah berniat menggandeng bintang televisi Oprah Winfrey sebagai wapresnya dan mengumumkan menikahi teman wanitanya untuk menjadi first lady.  Dia mundur karena perpecahan internal Reform Party.

Baru pada Pilpres 2016 Trump kemudian memenangkan Pemilu dan berhasil meski penuh kontroversi.

Hebohnya kontroversi ini yang justru membuat kampanye Trump justru mendapat liputan luas di media-media utama, menjadi trending topics, dan merambah media sosial.

Media utama, trending topics, dan media sosial terjebak memublikasikan kontroversi dan menyebarkannya meski dengan nada menentang bahkan benci.

Beberapa kontroversi, misalnya saja bentrokan antara pendukung Trump dan pemrotes anti-Trump dan perlakuan kasar terhadap wartawan.

Berbagai bentrokan ini menimbulkan tudingan bahwa Trump sengaja memancing kekerasan dalam kampanye-kampanyenya.

Mengabaikan etika politik

Tetapi kontroversi paling tidak disukai orang adalah sikap Trump yang melecehkan pentingnya political correctness, ketulusan dalam berpolitik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com