JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan cerita di balik tercetusnya ide Revolusi Putih.
Hal itu ia ungkapkan saat berbicara dalam seminar Fraksi Partai Gerindra MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Hashim menegaskan bahwa gagasan Revolusi Putih bukan hal baru dan sudah tercetus sejak tahun 2007 sebelum Partai Gerindra terbentuk.
"Saat saya bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan soal Revolusi Putih, media menganggap ini hal baru. Sesungguhnya Revolusi Putih ini sudah lama dari pak Prabowo," ujar Hashim.
(Baca juga: Revolusi Putih Prabowo yang Akhirnya Dijalankan Anies-Sandi di DKI)
Hashim menuturkan, pada tahun 2007 dirinya dipanggil oleh Prabowo Subianto. Ketika itu Prabowo meminta Hashim menyediakan sapi perah.
Catatan Kompas.com, Revolusi Putih ini digaungkan oleh Prabowo sejak kampanye Pilpres 2014.
Revolusi Putih adalah pemikiran Prabowo dan Partai Gerindra untuk membangun karakter bangsa yang sehat dan kuat. Salah satunya, dengan menjadikan susu sebagai konsumsi rakyat Indonesia setiap hari.
"Saya kaget kakak saya, Pak Prabowo, tentara, tertarik dengan masalah gizi. Ini 2007 belum ada Gerindra. Belum ada ide untuk membangun Gerindra," kata Hashim.
(Baca juga: Berkat Usul Revolusi Putih Prabowo, Susu dan Ikan Beku di DKI Disubsidi)
Ide Prabowo soal Revolusi Putih, lanjut Hashim, terinspirasi saat ketua umum Partai Gerindra itu masih menjadi Komandan Batalyon Infanteri Para Raider 328, tahun 1986.
Saat itu Prabowo mewajibkan seluruh pasukannya mengonsumsi susu.
"Menurut kakak saya, sejak konsumsi susu pasukannya selalu juara di Pekan Olahraga TNI AD," tuturnya.
"Revolusi putih bukan hanya susu tapi bisa dari kacang hijau, telur dan ikan. Dan saya tegaskan, kami tidak memiliki pabrik susu. Tidak ada kepentingan pribadi. Ini murni kepentingan nasional karena Pak Prabowo prihatin dengan masalah kekurangan gizi," imbuhnya.