JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Joko Widodo di antara sejumlah nama tokoh yang digadang menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 masih tertinggi.
Namun, elektabilitas Presiden Jokowi hanya terpaut sekitar 3 persen dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hasil survei nasional Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) menunjukkan elektabilitas Jokowi sebesar 24,38 persen. Adapun elektabilitas Prabowo sebesar 21,09 persen.
Kedua tokoh itu meninggalkan jauh nama-nama lain seperti Panglima TNI Gatot Nurmantyo (2,8 persen), Direktur Eksekutif Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (2,31 persen), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (2,14 persen), Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (1,81 persen), dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (1,48 persen).
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo juga jauh meninggalkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (1,32 persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (1,24 persen), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD (1,07 persen), dan lain-lain (5,93 persen).
(Baca juga: Survei Poltracking: Elektabilitas Jokowi 53 Persen, Prabowo 33 Persen)
"Dengan margin of error 3 persen, berarti imbang antara Jokowi dan Prabowo, top of mind hasil survei Orkestra. Ini warning bagi Jokowi," kata Heri dalam rilis survei Orkestra di Jakarta, Minggu (3/12/2017).
Hasil survei menunjukkan, masih ada 34,43 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab ketika ditanyakan "Jika pilpres dilakukan hari ini, Anda akan memilih capres siapa?".
Mereka inilah yang masuk dalam kategori swing voters yang akan menentukan pemenang Pilpres 2019.
(Baca juga: Elektabilitas 53 Persen, Posisi Jokowi Dinilai Belum Aman)
"Kemarin ada Reuni 212. Kekuatan sosial kemasyarakatan ini akan terus bergulir dan pasti akan ada korelasi dengan situasi politik," kata Heri.
Meski terpaut tipis, Heri melihat Jokowi masih memiliki peluang pada 2019. Keberhasilan pembangunan infrastruktur dapat menjadi modal Jokowi untuk semakin mengerek elektabilitasnya meskipun dampak pembangunan infrastuktur tidak mungkin bisa dirasakan seketika.
"Ini poin positif. Kalau barang ini bisa dipoles, akan dahsyat untuk Jokowi di 2019," kata Heri.
Survei Orkestra yang dilakukan dari 6 November 2017 hingga 20 November 2017 ini melibatkan 1.300 responden dari 34 provinsi dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3 persen.
Responden adalah penduduk Indonesia berumur minimal 17 tahun, dengan didasarkan pada aspek jender, geografi, sosiokultural dan sosioekonomi, serta ideologi politik responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung tatap muka dengan panduan kuesioner oleh surveyor.