Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ryamizard: Separatisme di Indonesia Kecil, tapi Digoso-gosok Negara Lain

Kompas.com - 31/10/2017, 23:44 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu menyebut bahwa potensi gerakan separatisme di Indonesia terbilang kecil. Meski demikian, kata dia, potensi itu tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, banyak negara yang mengintai untuk memanfaatkan itu.

"Separatisme ini kecil, tapi digosok-gosok oleh negara lain untuk merongrong jadinya besar. Jadi gosip, makin digosok makin sip. Ini kita harus pandai," kata Ryamizard di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017).

Tak cuma itu, perkembangan dinamika global, regional, hingga nasional, kata dia juga telah mengisyaratkan tantangan yang lebih kompleks bagi pertahanan negara Indonesia.

"Ini khususnya dalam menjaga kedalautan dan keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)," ujar dia.

(Baca: Kelompok Separatis Papua Diduga Terlibat Penembakan Pesawat Susi Air)

Karenanya, menurut Ryamizard, penguatan TNI dan alutsistanya harus menyesuaikan perkembangan mutlak dilakukan.

"Yang tua kita ganti, yang baru kita beli, tapi tidak jor-joran, hanya untuk menunjukkan kita punya senjata," kata Ryamizard.

Lainnya, kata dia, tantangan yang nyata, bahkan sudah di depan mata yang harus dihadapi Indonesia adalah terorisme dan radikalisme.

"Ancaman yang nyata, sangat nyata. Terjadi sewaktu-waktu. Ancaman terorisme dan radikalisme. Itu kita sudah tahu," kata Ryamizard.

Kompas TV Belasan Anggota OPM Ucap Ikrar Kembali ke NKRI


"Ini ancaman ke depan, ancaman kepemimpinan masa depan yang harus menjadi perhatian kita semua," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com