JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Igansius Jonan berharap tidak ada lagi pertentangan antar-masyarakat Indonesia dikarenakan perbedaan suku dan agama.
Hal ini disampaikan Jonan kepada wartawan usai ikut aksi bersih-bersih Masjid Jam'iyyatul Iman dengan pemuda lintas agama, di Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Minggu (17/9/2017).
"Ini kan keberagaman bagian dari bangsa ini sejak kita sepakat untuk merdeka bersama. Dari Sabang sampai Merauke wong sukunya beda kok, banyak. Itu kan tidak perlu dipertentangkan," kata Jonan.
Pantauan Kompas.com, Jonan sempat ikut membersihkan tempat wudhu masjid dengan menggunakan sikat lantai selama beberapa menit. Ia juga sempat mengobrol dengan marbot masjid Ali Musa dan memberi bantuan untuk membeli pendingin ruangan.
(Baca juga: Naik Vespa, Jonan Ikut Bersihkan Masjid Bareng Pemuda Lintas Agama)
Setelah selesai bersih-bersih, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon di lapangan dan ditutup dengan makan siang bersama. Jonan menyajikan langsung makanan untuk warga sekitar.
"Jadi enggak usah didebatkan agamanya apa, sukunya apa dan lain hal. Saya kira enggak apa. Itu kan masing-masing pribadi," ucap Jonan.
Jonan pun mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah ini. Selain diikuti Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, acara ini juga diikuti oleh para pemuda lain dari perwakilan agama Katolik, Protestan, Hindu, dan Buddha.
"Ini jadi semangat gotong-royong yang dimiliki oleh budaya bangsa ini juga penting dan juga menghapus atau mengurangi sekat-sekat karena agama, karena suku. Ini saya apresiasi Pemuda Muhammadiyah," ujar Jonan.
(Baca juga: Pesan Toleransi Antar-umat Beragama dalam Perayaan Idul Adha...)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Dahnil Anzar mengatakan, acara ini digelar PP Pemuda Muhammadiyah setiap bulan dengan mengundang pemuda dari lintas agama.
Tak hanya masjid yang dibersihkan, namun juga rumah ibadah lain, yakni gereja, vihara dan kelenteng.
"Ini jadi pesan bahwa toleransi itu harus otentik, tidak boleh pura-pura toleransi. Jangan sampai toleransi digunakan sebagai propaganda," kata Dahnil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.