Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PAN: Tak Ada Bima Arya, Masih Ada Desy Ratnasari

Kompas.com - 01/09/2017, 16:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menyatakan, partai menghormati keputusan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang memutuskan tidak maju pada Pilkda Jawa Barat 2018.

Sebelumnya, Bima menyatakan tidak ikut maju di Pilkada Jabar karena menilai ingin fokus menata Bogor.

"Kita sudah berikan waktu untuk Bima untuk istikhoroh, dan pasca-istikhorohnya beliau memutuskan untuk berfokus di Bogor karena banyak pekerjaan yang belum terselesaikan, kita hormati putusan Bima Arya," kata Eddy usai mengunjungi kakaknya Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno, yang ditahan di rutan KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (1/9/2017).

Padahal, lanjut dia, Bima sebelumnya digadang-gadang akan bersanding dengan Wali Kota Bandung Ridwal Kamil yang berniat maju di Pilkada Jabar.

Baca: Ridwan Kamil Pilih Bima Arya, Desy Ratnasari Fokus di DPR RI

Bahkan, Ridwan Kamil sempat menyatakan Bima sosok yang berpotensi mendampinginya pada Pilkada Jabar.

"Ketika kita berbicara dengan Kang Ridwan Kamil dia sudah mengatakan bahwa dia sangat tertarik untuk bersanding dengan Bima Arya, tapi dengan adanya keputusan ini kita lihat saja," ujar Eddy.

Eddy menjelaskan, saat ini proses komunikasi politik dengan berbagai partai masih terus berjalan, termasuk komunikasi dengan Ridwan Kamil.

Komunikasi politik juga dilakukan pihaknya dengan kandidat lain yakni Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dan Wagub Jabar Deddy Mizwar.

PAN tetap punya harapan kadernya maju pada Pilkada Jabar. Saat ditanya sosok kader yang berpotendi diusung dalam Pilkada Jabar, Eddy menyebut nama Desy Ratnasari.

"Kita tetap ingin berusaha kader kita maju, kalau kader Bima enggak bisa, kan kita masih punya kader yang mumpuni, Desy Ratnasari. Nah ini yang kita ikutsertakan pembicaraan kita dengan teman-teman di parpol maupun bakal calon pilkada yang akan bertarung di Jabar," ujar Eddy.

Bima Arya sebelumnya mengambil keputusan untuk tidak maju dalam Pilkada Jawa Barat 2018 karena ingin lebih fokus menata Kota Bogor.

"Kalau saya maju (Pilkada Jabar) itu meninggalkan gelanggang. Otomatis harus berkampanye, melobi, segala macam," ucap Bima, di Gedung Kemuning Gading, Balai Kota Bogor, Rabu (30/8/2017).

Baca: Bima Arya Putuskan Tidak Maju di Pilkadaa Jabar

Bima menambahkan, saat ini dirinya ingin menuntaskan pekerjaannya sebagai wali kota dengan baik.

Sebab masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi seperti masalah sosial, kemacetan, dan infrastruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com