JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo diminta membentuk tim gabungan pencari fakta atau TGPF untuk mengungkap kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Danhil Azhar Simanjuntak mengatakan, perlu ada TGPF karena kasus ini diduga melibatkan oknum jenderal di kepolisian seperti disebutkan oleh Novel.
(Baca juga Polisi Minta Novel Beberkan Bukti Keterlibatan Jenderal)
"Kalau diperhatikan fakta selama ini banyak kasus yang melibatkan internal Polri enggak diungkap," ujar Danhil dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/8/2017).
Menurut Danhil, pada awalnya Novel optimistis bahwa kasus ini dapat diungkap dengan cepat. Namun, lambat laun Novel menilai banyak banyak keganjilan dalam penanganannya. Hal inilah yang mendorong perlunya pembentukan TGPF.
"Kami minta ke presiden agar segera dibentuk TGPF karena ini teror oleh teroris yang mau pemberantasan korupsi di Indonesia lemah dan takut," ujarnya.
Novel disiram air keras dalam perjalanan setelah menunaikan shalat subuh di Masjid Al-Ikhsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017. Akibat kejadian itu, Novel harus dirawat di rumah sakit di Singapura.
Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi sudah memeriksa 59 saksi. Polisi juga sempat mengamankan 5 orang yang diduga sebagai pelaku, tetapi kemudian dibebaskan lagi karena tak terbukti sebagai pelaku.
Selain itu, polisi mengamankan 50 rekaman CCTV dan memeriksa 100-an toko kimia. Sejauh ini, Polri belum dapat mengungkap siapa pelaku yang menyerang Novel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.