JAKARTA, KOMPAS.com - Istana Kepresidenan akan memamerkan lukisan koleksinya di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.
Pameran ini merupakan kali kedua diselenggarakan, setelah yang pertama digelar pada Agustus 2016 lalu.
Tahun ini, dalam rangka peringatan HUT ke-72 RI, Istana akan menggelar acara serupa.
"Judul pameran lukisannya adalah 'Senandung Ibu Pertiwi'. Ini bisa dimaknai sebagai Tanah Air, tempat kita dilahirkan sekaligus berkarya bersama-sama," ujar Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dalam konferensi pers di Galeri Nasional, Senin (31/7/2017).
Pameran lukisan memiliki tiga tujuan.
Pertama, mengajak masyarakat untuk menikmati karya seniman masa lalu.
Kedua, menunjukkan eksistensi karya unggulan seniman ke komunitas internasional.
Ketiga, pameran lukisan merupakan wujud komitmen Kementerian Sekretariat Negara dalam memelihara karya seni unggulan masa lalu.
Pada tahun 2016, dipamerkan 28 lukisan dari 21 pelukis.
Sementara, pada pameran 'Senandung Ibu Pertiwi' akan ditampilkan 48 lukisan dari 41 pelukis yang diciptakan antara abad 19 dan 20.
Dari 48 lukisan itu, dibagi menjadi beberapa tema kecil, yakni Keragaman Alam (12 lukisan), Dinamika Keseharian (11 lukisan), Tradisi dan Identitas (15 lukisan), dan Mitologi dan Religi (10 lukisan).
"Salah satu mahakarya yang akan kami pertunjukkan adalah lukisan karya Makovsky. Karena fisiknya tidak mungkin kami tampilkan, karya yang sempat kami konservasi pada 2004 itu akan kami tampilkan melalui LED," ujar Heru.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, ke-48 lukisan itu sudah dipajang di Galeri Nasional sejak beberapa hari lalu.
Ia cukup takjub dengan nilai asuransi lukisan itu yang mencapai Rp 96 miliar.
"Satu lukisan artinya diasuransikan senilai Rp 2 miliar. Ya berarti 48 lukisan ada Rp 96 miliar, kalau kita bulatkan Rp 100 miliar," ujar Arief.
Pameran akan dibuka pada Selasa (1/8/2017) oleh Presiden Joko Widodo.
Pameran tersebut akan berakhir pada 30 Agustus 2017.
Selama satu bulan ini, panitia telah mempersiapkan sejumlah kegiatan di antaranya workshop melukis bersama komunitas difabel (10 Agustus), diskusi pakar dengan tema 'Menjaga Ibu Pertiwi' (19 Agustus), lomba lukis kolektif tingkat nasional (26 Agustus), dan tur pameran oleh kurator setiap Sabtu dan Minggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.