JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Fadli Zon mengutuk serangkaian serangan terhadap aparat kepolisian yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Namun, di samping itu, ia menilai kepolisian harus bisa melihat lebih dalam mengapa aparatnya kerap dijadikan sasaran.
"Tentu ini harus menjadi evaluasi juga dari Polri sendiri, dari institusi," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Fadli menegaskan, terorisme harus diberantas. Namun, politisi Partai Gerindra itu menggarisbawahi bahwa penegakan hukum juga harus dilakukan secara adil. Sebab, sering kali penegakan hukum yang tak adil memicu sejumlah orang untuk melakukan tindakan teror.
"Ketidakadilan kadang-kadang menjadi pemicu tindakan teror bagi orang-orang yang membutuhkan suatu alasan atau justifikasi," tuturnya.
(Baca: Survei "Kompas": Polri Semakin Diapresiasi Publik)
Di samping itu, ia menilai kepolisian juga perlu mencari tahu latar belakang penyerangan. Apalagi, para penyerang cenderung berani melancarkan aksinya karena dilakukan terhadap aparat penegak hukum.
"Idealnya kita harus bisa mengetahui siapa yang menyuruh di belakangnya. Idealnya tidak harus ditembak. Tetapi kalau memang mengancam nyawa dan sebagainya saya kira patut dipahami (ditembak), dimaklumi," kata dia.
Sedikitnya terjadi dua kali teror terjadi terhadap aparat kepolisian dalam beberapa waktu terakhir. Kejadian pertama terjadi di Markas Polda Sumatera Utara. Terduga teroris saat itu menyerang polisi yang tengah berjaga.
(Baca: Kronologi Penusukan Polisi di Masjid Falatehan Dekat Mabes Polri)
Dalam kasus penyerangan ini, Ipda Anumerta Martua Sigalingging yang sedang berjaga di pos gugur.
Teror lainnya terjadi Jumat (30/6/2017) di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan. Saat itu, dua anggota polisi yang baru saja selesai menunaikan ibadah shalat Isya ditusuk oleh seorang pria. Masjid tersebut hanya berjarak 200 meter dari Markas Besar Kepolisian RI.
Anggota Resimen 1 Gegana AKP Dede Suhatmi dan anggota Resimen 3 Pelopor Briptu M Syaiful Bakhtiar menjadi korban penusukan dalam kejadian tersebut.