JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Kemananan Wiranto mengatakan, dua peristiwa penyerangan yang menyasar petugas kepolisian, tidak terdeteksi karena pelaku bekerja sendiri, bukan berjaringan.
Pekan lalu, terjadi dua penyerangan, di Markas Polda Sumatera Utara yang menewaskan dua orang polisi, dan penusukan di masjid dekat Markas Besar Polri, Jakarta, melukai dua orang polisi.
"Itu kan juga dilaksanakan oleh lone wolf ya, oleh satu aktivitas bukan dalam konteks jaringan tapi dalam konteks gerakan perorangan," ujar Wiranto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Wiranto mengatakan, para lone wolf itu disinyalir terpengaruh oleh ajaran radikal yang ada di internet.
Baca juga: "Lihat Anak-anakmu Ini Pak, Kenapa Kau Tinggalkan Kami?"
Oleh karena itu, mereka nekat melakukan aksi teror terhadap kepolisian.
"Ini tentu bagian tersendiri bagaimana kita mengamankan masyarakat Islam kita dari pengaruh seperti itu. Sedang terus kita usahakan," kata Wiranto.
Secara umum, ia mengklaim, situasi selama mudik lebaran relatif aman.
"Tadi dilaporkan relatif aman. Artinya aksi terorisme yang kita sinyalir akan ada aksi tertentu ternyata kali ini cukup terkendali," kata Wiranto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.