Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Pakar Hukum: Peradilan Sekarang Jadi Monster Menakutkan

Kompas.com - 27/06/2017, 14:35 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah akademisi dan praktisi yang tergabung dalam Asosiasi Pakar Hukum Pidana meminta agar lembaga penegak hukum lebih mengutamakan asas praduga tak bersalah.

Para pakar menilai bahwa dalam proses peradilan, penegak hukum seringkali mengabaikan asas tersebut.

"Tujuan peradilan adalah mencari keadilan dan kebenaran. Tapi proses peradilan sekarang bisa jadi monster yang menakutkan," ujar praktisi hukum Firman Wijaya dalam diskusi Asosiasi Pakar Hukum Pidana di Jakarta, Selasa (27/6/2017).

Misalnya, menurut Firman, mengenai penyebutan nama seseorang di pengadilan. Menurut dia, surat dakwaan jaksa seringkali mencantumkan nama-nama orang yang diduga terlibat dalam tindak pidana.

Padahal, nama-nama yang ditulis lengkap tersebut belum tentu terbukti melakukan tindak pidana.

Menurut Firman, penyebutan nama seseorang itu bisa jadi merugikan yang bersangkutan.

"Itu bisa jadi kejutan yang tidak layak. Kalau seperti itu sulit memperbaiki, siapa yang harus bertanggung jawab?" kata Firman.

Pakar hukum Andi Hamzah juga sepakat dengan padangan tersebut. Menurut dia, penyebutan nama-nama orang yang diduga terlibat dalam surat dakwaan sebaiknya ditulis dengan inisial.

Menurut Andi, penyebutan nama yang belum tentu terbukti kebenarannya itu bisa menjadi pembunuhan karakter seseorang.

"Penyidikan itu rahasia dan tidak boleh dibeberkan kepada umum, karena orang yang disebut belum dihukum. Kemudian harus pakai inisial, karena surat dakwaan itu akte yang penting," kata Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com