Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tahu Keberuntunganmu? Coba Hitunglah Jumlah Bersin

Kompas.com - 29/05/2017, 19:27 WIB
Yudha Pratomo

Penulis

Tahukah Anda bahwa jumlah bersin bisa menggambarkan keberuntungan? Boleh percaya, boleh tidak, menurut pakar fisiognomi India, bersin dipandang merupakan salah satu cara menilai kepribadian dan keberuntungan seseorang.

Artikel tersebut menjadi salah satu artikel pilihan di Kompasiana pada hari ini, Senin (29/5/2017).

Selain itu, ada juga artikel tentang shalawat tarawih unik di Kota Malang dan ulasan tentang kamar indekos di Korea Selatan.

Berikut ini adalah artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.

1. Bersin gambaran keberuntungan

Bersin seringkali dikaitkan dengan penyakit influenza. Bersin bisa terjadi saat Anda merasa kedinginan atau terkena debu.

Ada mitos bahwa kita bisa mengukur keberuntungan melalui jumlah bersin dan kapan kita bersin.

Ini dikemukakan oleh salah satu pakar fisiognomi di India. Menurutnya, jumlah bersin bisa menggambarkan kepribadian seseorang.

Konon jika pria bersin satu kali dan tidak ada suara selain bersin, pria itu akan menjadi kaya. Adapun jika dua kali atau tiga kali dengan resonansi yang dalam menandakan umur panjang.

Ada juga pembagian waktu bersin berdasarkan maknanya. Misalnya, jika bersin di antara pukul 00.00 sampai 01.00, seseorang yang telah berumah tangga bisa menghindari perselisihan yang akan terjadi.

Beberapa makna bersin lainnya bisa Anda baca melalui tautan "Mau Tahu Keberuntungan dan Kesuksesan, Hitunglah Bersin Anda: Satu, Dua atau Tiga Kali".

2. Shalat tarawih dengan dua imam

Shalat tarawih umumnya dilakukan dengan satu orang imam. Namun, di daerah Perumahan Pondok Alam Sigura-gura Malang, Jawa Timur, shalat tarawih dilakukan dengan dua imam secara bergantian.

Berdasarkan penelusuran penulis artikel ini, hal itu terjadi karena ada dua kelompok jemaah berbeda yang menghendaki shalat tarawih dengan jumlah rakaat yang berbeda.

Kelompok pertama menghendaki shalat tarawih dengan jumlah 8 rakaat ditambah dengan 3 witir. Adapun kelompok jemaah kedua menghendaki 20 rakaat ditambah 3 witir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com