Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paham Radikal Tersebar lewat Berita Bohong

Kompas.com - 19/05/2017, 19:47 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Paham radikal yang mengancam persatuan bangsa kerap disebarkan melalui berita bohong di sejumlah media sosial. Untuk menangkal hal tersebut, masyarakat dilibatkan dalam gerakan melawan berita bohong.

Hal itu mengemuka dalam diskusi bertajuk "Literasi Media, Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme di Masyarakat", Kamis (18/5/2017), di Bandar Lampung. Acara tersebut diikuti oleh puluhan dosen, pegawai negeri, dan mahasiswa.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Lampung Abdul Syukur menuturkan, badai informasi membuat masyarakat kesulitan memilah informasi yang diterimanya. Padahal, tak sedikit dari informasi itu merupakan berita bohong yang cenderung menyuburkan sikap intoleran dan paham radikal.

Minimnya tingkat literasi juga membuat masyarakat rentan terjebak sebagai pelaku penyebaran berita bohong. Akibatnya, berita bohong itu mudah tersebar di masyarakat.

(Baca: Mengapa "Hoax" Lestari dalam Pemilihan Umum di Indonesia?)

Untuk itu, Abdul Syukur mengatakan, pihaknya menghidupkan gerakan komunitas masyarakat antihoaks di Lampung. Masyarakat tidak hanya diajak untuk menolak berita bohong, tetapi juga menyebarkan narasi balik terhadap berita yang tidak benar.

"Ini dilakukan untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikal di tengah masyarakat. Kami ingin mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan berita bohong dan ikut menyebarkan berita yang tidak bisa diverifikasi sumbernya," katanya.

Praktisi media, Willy Pramudya, yang menjadi pembicara dalam diskusi itu menuturkan, untuk menangkal berita bohong, masyarakat bisa dilibatkan sebagai jurnalis warga. Dengan memahami dasar-dasar jurnalistik, masyarakat diharapkan bisa memilah informasi yang diterimanya sehingga tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong.

Tak hanya itu, jurnalis diharapkan berperan dalam membuat narasi balik terhadap berita bohong yang telanjur tersebar. Jurnalis berperan penting untuk melakukan verifikasi dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat.

Sastra humanis

Di Pontianak, Kalimantan Barat, peneliti sastra Balai Bahasa Kalbar, Musfeptial, menuturkan, sastra memiliki peran untuk mencegah radikalisme karena sifatnya yang mendidik dan humanis. Sastra berbicara mengenai kemanusiaan, lingkungan, serta budaya yang dikemas dalam bahasa yang mengandung nilai estetis karena dirangkai dengan indah, kritis, dan tetap santun.

Penyair Joko Pinurbo menuturkan, sastra bisa menjadi sarana membentuk kelembutan jiwa dan mengasah empati terhadap orang lain. (VIO/ESA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Mei 2017, di halaman 4 dengan judul "Paham Radikal Tersebar lewat Berita Bohong".

Kompas TV Gelar Deklarasi Anti Hoax, Samarinda Cetak Rekor MURI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Kejagung Periksa Adik Harvey Moeis Jadi Saksi Kasus Korupsi Timah

Nasional
SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

SYL Ngaku Bayar Eks Jubir KPK Febri Diansyah Jadi Pengacara dengan Uang Pribadi

Nasional
PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

PDI-P Sebut Pemanggilan Hasto oleh Polda Metro Jaya Upaya Bungkam Suara Kritis

Nasional
Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Apresiasi Perwira Inovatif, Annual Pertamina Awards Ke-14 Resmi Dibuka

Nasional
Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Bertanya ke Saksi, SYL Tegaskan Bagikan Sembako hingga Sewa Pesawat untuk Kepentingan Masyarakat

Nasional
162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

162.961 Jemaah Haji Sudah Tiba di Arab Saudi, 36 Wafat

Nasional
34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

34 dari 37 WNI yang Berhaji Tanpa Visa Haji Dibebaskan dan Dipulangkan ke Tanah Air

Nasional
KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

KPU Akan Rapat Internal dan Konsultasi dengan DPR Usai MA Ubah Batas Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

TNI Siap Dikirim ke Gaza untuk Operasi Perdamaian

Nasional
Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Istri Terima Uang Rp 30 Juta Per Bulan dari Kementan, SYL: Ada Kegiatan Dharma Wanita

Nasional
PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

PN Jakpus Tak Berwenang Adili Gugatan soal Pencalonan Gibran, Pengacara Jokowi: Tak Terbukti Lawan Hukum

Nasional
Hasto Curiga Ada 'Orderan' di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Hasto Curiga Ada "Orderan" di Balik Pemanggilannya ke Polda Metro Jaya

Nasional
Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Kata PP Muhammadiyah soal Jokowi Beri Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Nasional
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mundur, Jokowi: Pembangunan IKN Terus Lanjut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com