MAGELANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak ingin terburu-buru menyatakan diri akan maju kembali dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2018.
Ia ingin mengikuti tradisi partainya, PDI Perjuangan yang 'tegak lurus' kepada pucuk pimpinan ketika menentukan kandidat calon kepala daerah.
"Saat pencalonan Gubernur Jateng tahun 2013, saya urutan ke-23, sementara di PDI-P sudah ada 22 nama sebelum saya yang masuk daftar. Tapi akhirnya ketua umum memilih saya,” kata Ganjar, usai membuka Magelang Fair 2017 di Alun-alun Kota Magelang, Sabtu (6/5/2017).
Ganjar menjelaskan, sudah menjadi tradisi PDI-P bahwa penentu siapa yang maju sebagai calon kepala daerah, khususnya kota-kota besar di Jawa dan Bali, adalah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Bukan tradisi partai calon mencalonkan jadi kandidat kepala daerah. Ketika di DPR saya diusulkan teman-teman, 'mbok kamu nyalon', aku kan ngga bisa nyalon dewe kudu ono sing ngusulke. Sampai sekarang saya belum ada yang mengusulkan,” ujarnya.
Ganjar tak merasa khawatir ketika sudah banyak kandidat calon gubernur dari partai berlambang banteng moncong putih ini.
Ia menilai, hal tersebut bagus karena justru menandakan banyak kader yang minat, mampu dan menunjukkan kekayaan kaderisasi partai.
“Berbicara kader, banyak kader PDI-P yang bagus dan berkualitas. Sebut saja, Mustofa (Bupati Kudus), Hendy (Wali Kota Semarang), Rudy (wali Kota Solo), Seno (Bupati Boyolali), Wardoyo (Bupati Sukoharjo), Sigit (Wali Kota Magelang), dan lainnya. Biarkan semua itu muncul dan tradisinya nanti Mbak Mega yang menentukan siapa yang akan maju," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.