Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: 10 TKI yang Disekap di Riyadh Telah Dipulangkan

Kompas.com - 07/04/2017, 14:48 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengklarifikasi kabar terkait penyekapan terhadap 300 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Riyadh, Arab Saudi.

Menurut Iqbal, Kemenlu tak pernah menyatakan jumlah TKI yang disekap oleh sebuah perusahaan di Riyadh

"Untuk info 300 TKI, mungkin kami luruskan dulu, Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) tidak pernah membuat pernyataan mengenai 300 TKI di Riyadh," ujar Iqbal di kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

Iqbal mengatakan, pernyataan adanya 300 orang yang disandera di Riyadh itu disampaikan oleh seorang sandera yang berhasil dipulangkan ke Indonesia.

Namun saat ini, Kemenlu sudah mendapat informasi bahwa, para TKI yang diduga berangkat tak sesuai prosedur itu disandera oleh perusahaan bernama Al-Jeraisy di Riyadh.

(Baca: Kemenlu: 300 TKI Diduga Disekap di Riyadh)

Iqbal mengatakan, hingga saat ini pemerintah telah memulangkan 10 TKI yang disandera ke Tanah Air.

Sebanyak enam orang dipulangkan lebih dulu, kemudian empat orang menyusul beberapa waktu lalu setelah perwakilan pemerintah di Riyadh mendatangi kantor perusahaan Al-Jeraisy.

"Yang empat adalah hasil kunjungan kami ke kantor Al Jeraisy, kami minta untuk memulangkan empat orang itu," kata Iqbal.

Namun demikian, lanjut Iqbal, pihaknya juga belum bisa memastikan berapa jumlah TKI yang disandera oleh perusahaan tersebut.

Kemenlu, kata dia, akan terus melakukan investigasi. "Saya enggak bisa bilang (300 TKI disandera) enggak bener, bisa saja mungkin 300 adalah orang indonesia atau mirip orang indonesia karna dia (TKI yang menyebut) tak menghitung satu persatu," kata Iqbal.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa pihaknya masih terus mencari tahu akar persoalan dan nama perusahaan dan penghubung TKI yang disekap tersebut.

Namun diakuinya, untuk mengupayakan hal itu tidak mudah.

(Baca: Pemerintah Kesulitan Ungkap Penyekapan TKI di Riyadh)

Retno Marsudi menuturkan, kebanyakan TKI yang berhasil kabur tidak mengetahui nama perusahaan mereka.

Selain itu, pihaknya juga mendalami dugaan keterlibatan perusahaan di Indonesia atas pengiriman TKI yang disekap di Riyadh tersebut.

Kompas TV Kementerian Luar Negeri membenarkan, ada sekitar 300 Tenaga Kerja Indonesia yang diduga disekap dan disiksa di Riyadh, Arab Saudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com