Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Tidak Heran Oesman Sapta Terpilih Jadi Ketua DPD

Kompas.com - 04/04/2017, 12:38 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rapat Paripurna DPD pada Senin (3/4/2017) hingga dini hari menghasilkan pimpinan baru.

Tiga pimpinan itu adalah Oesman Sapta Odang yang terpilih sebagai Ketua DPD, dengan dua wakilnya, Nono Sampono dan Darmayanti Lubis.

Pakar Komunikasi Tjipta Lesmana mengatakan, terpilihnya Oesman Sapta Odang atau yang kerap disapa Oso tidaklah mengherankan.

(Baca: Jadi Pimpinan di Dua Lembaga Legislatif, Ini Komentar Oesman Sapta)

 

Apalagi jika melihat komposisi anggota DPS saat ini. Sebanyak 27 orang anggota DPD tercatat dalam kepengurusan Hanura. Sementara Oesman Sapta adalah Ketua Umum DPP Partai Hanura.

Selain itu, meski belum masuk kepengurusan, 70 orang anggota DPD menyatakan kesiapaannya masuk Hanura.

"Sejak awal memang arahnya ke sana. Puluhan anggota DPD tiba-tiba masuk partai Hanura. Hanura partai kecil, kursinya sedikit. Karena Ketua Umumnya Pak Oso. Dia ambisius sekali jadi Ketua DPD," kata Tjipta saat dihubungi, Selasa (4/4/2017).

Lebih jauh, Tjipta meyakini Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali tidak akan memandu pimpinan baru DPD untuk mengucapkan sumpah.

Sebab, pemilihan Pimpinan DPD tidak sesuai dengan putusan MA.

MA telah menerbitkan putusan membatalkan Tata Tertib DPD Nomor 1/2016 dan 1/2017 yang mencantumkan masa jabatan pimpinan DPD 2,5 tahun.

(Baca: Oesman Sapta Odang Terpilih Jadi Ketua DPD)

Bila berkaca pada putusan itu, seharusnya pemilihan pimpinan DPD tidak terjadi. Tanpa kehadiran Hatta Ali, lanjut Tjipta, pelantikan pimpinan DPD tidak sah.

Ketentuan itu termaktub dalam Undang-undang 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).

Pasal 253 ayat (1) menyatakan bahwa "anggota DPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPD."

"Ketua MA mustahil mau datang ke DPD melantik para pimpinan. Kalau ketua MA hadir sama sama menampar muka institusi MA," ujar Tjipta.

Kompas TV Oesma Sapta Odang Jadi Ketua DPD
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com