Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahfud MD yang Mengenang Sosok KH Hasyim Muzadi

Kompas.com - 16/03/2017, 09:23 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga warga Nahdlatul Ulama (NU), Mahfud MD, mengaku kehilangan sosok Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi yang meninggal dunia Kamis (16/3/2017) pagi ini.

Menurut Mahfud, KH Hasyim Muzadi bukan sekadar tokoh NU, melainkan juga tokoh bangsa. Sebab bagi Mahfud, Kiai Hasyim merupakan sosok yang bisa memberi teladan hidup sebagai orang Islam dan Indonesia sekaligus.

Dalam jati diri Kiai Hasyim, Mahfud menjelaskan, keislaman dan keindonesiaan terlihat sebagai satu paduan yang harmonis, tidak konfrontatif.

"Pak Hasyim itu bukan sekadar tokoh NU tapi tokoh bangsa karena dia menguatkan bangunan toleransi di Indonesia. Saya kira itu yang tidak dibantah dari Kiai Hasyim," ujar Mahfud saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/3/2017).

Mahfud juga mengenang KH Hasyim Muzadi sebagai sosok yang humoris. Itu, kata Mahfud, terlihat saat Kiai Hasyim menanggapi berbagai fenomena sosial terkini, yang selalu dimulai dengan humor ringan.

Contohnya saat beliau menanggapi cerita Dimas Kanjeng yang mampu menggandakan uang. Kiai Hasyim lantas menanyakan, kalau Dimas Kanjeng bisa menggandakan uang kenapa malah mengumpulkan uang dari orang lain untuk digandakan.

"Mbok sudah, punya uang Rp 100 ribu gandakan sendiri dan hasil gandaannya digandakan lagi kan jadi banyak, enggak usah mengundang orang menggandakan uangnya. Lalu kalau bisa begitu kan bisa dibagi-bagi," ucap Mahfud menirukan gaya bercerita Kiai Hasyim.

"Nah itu kan lucu caranya. Orang kan mengerti tetapi tidak dengan menghardik-hardik. Paham orang. Oh, sebenarnya logikanya seperti itu lalu dijelaskan dari sudut pandang agama oleh beliau," kata Mahfud.

Mahfud pun bercerita saat KH Hasyim Muzadi berceramah di hadapan para narapidana. Saat itu Mahfud melihat Kiai Hasyim begitu lepas meledek para narapidana.

"Beliau bilang, 'Orang itu harus hidup dengan lurus, ndak jadi penjahat kaya kamu itu. Kalau wajahmu kriminil gitu kan tidak bagus bagi masyarakat, tidak bagus bagi agama'. Sambil ketawa orang yang mendengarkannya, baru setelah itu beliau beri nasehat," kata Mahfud.

"Coba kalau yang bilang bukan Hasyim Muzadi, pasti dikeroyok itu," lanjut Mahfud diiringi tawa kecil.

Karena sisi humorisnya tinggi, Mahfud mengatakan bahwa KH Hasyim Muzadi "klop" sekali kalau sudah bertemu almarhum Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Keduanya kerap bertukar humor dan membuat orang yang mendengarkan ikut tertawa.

"Sehingga yang saya senang kalau Pak Hasyim ketemu Gus Dur, itu saling tukar humor saja. Itu sangat menyenangkan bagi saya dan saya ikut tertawa," tutur Mahfud.

(Baca juga: Perjalanan KH Hasyim Muzadi, dari Pimpin PB NU hingga Jadi Wantimpres)

Karena itu Mahfud mengaku terpukul saat menjenguk Kiai Hasyim di kediamannya di Malang, dua minggu sebelum almarhum meninggal dunia.

Saat itu, Mahfud mengaku hampir tak mengenali wajah Kiai Hasyim yang sudah kurus dan tak lagi jenaka.

"Saya mau menangis karena orang ini orang kocak kok jadi tidak berdaya, Saya kira kita semua merasa kehilangan, kehilangan tokoh bangsa," tutur Mahfud.

Kompas TV Presiden Jokowi Kunjungi Hasyim Muzadi di Malan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com