Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Masalah pada Proses Pemutakhiran Data Pemilih Disabilitas di DPT Pilkada 2017

Kompas.com - 24/02/2017, 19:15 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) mencatat, pemilih disabilitas belum terakomodasi dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada 2017.

JPPR menilai, terdapat masalah saat pencocokan dan penelitian oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP).

"Masalah pendataan pemilih, orang-orang disabilitas telah masuk ke DPT tanpa keterangan, atau memang orang-orang yang belum terdaftar di DPT," kata peneliti JPPR Muhammad Afifuddin, di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Afifuddin mengatakan, terdapat perbedaan jumlah pemilih disabilitas yang tercatat pada DPT dan jumlah pemilih yang tercatat usai pemungutan suara berlangsung.

Misalnya, ada 5.371 pemilih disabilitas yang tercatat dalam DPT Jakarta.

Akan tetapi, setelah pemungutan suara, pemilih disabilitas yang menggunakan hak pilih sebesar 10.229 dari 10.256 pemilih.

Hal serupa juga terjadi di Provinsi lainnya. Pemilih disabilitas di Provinsi Banten dalam DPT sebesar 4.551.

Sedangkan jumlah pemilih sebesar 11.370 dengan pengguna hak suara 2.585 pemilih.

"Pemilih disabilitas itu penting ketika benar-benar dicatat oleh KPU di TPS baru ketahuan. Sampai sekarang kami belum bisa jawab berapa penyandang disabilitas dan pemilih disabilitas," ujar Afifuddin.

Sementara itu, Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengakui ada ketidakakuratan dalam pencatatan pemilih disabilitas.

Usai pemilihan suara, tercatat 50.108 pemilih disabilitas yang merupakan tuna daksa, tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, dan disabilitas lainnya.

Ferry menyebutkan, ada peningkatan jumlah partisipasi pemilih dari jumlah DPT disabilitas yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Partisipasi pemilih disabilitas di tujuh Provinsi meningkat hingga 205,45 persen.

Rinciannya, Provinsi DKI Jakarta 99,7 persen, Provinsi Aceh 968,2 persen, Provinsi Bangka Belitung 107,6 persen, Provinsi Banten 22,7 persen, Provinsi Gorontalo 81 persen, Sulawesi Barat 61,3 persen, dan Provinsi Papua Barat 97,7 persen.

Partisipasi pemilih disabilitas di 18 kota sebanyak 99,83 persen dan 296,2 persen di 70 kabupaten.

"Ada banyak faktor, apakah memang saat pendataan teman kita yang disabilitas tidak membuktikan bahwa mereka disabilitas. Ternyata teman disabilitas jujur mengatakan ke KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara)," ujar Ferry.

Menurut Ferry, KPU telah berupaya meningkatkan partisipasi pemilih disabilitas.

Upaya itu di antaranya dalam penyusunan regulasi dan simulasi pemilihan suara di TPS yang memerlukan bantuan seperti template braille dan akses kursi roda.

"Hasil pantauan kami, di beberapa daerah ada problem akses seperti (TPS) di gang-gang. Kedepan kami harus upayakan agar tempat juga penting," ujar Ferry.

Kompas TV Jelang pelaksanaan pilkada, KPU Buleleng makin giat melaksanakan sosialisasi. Pada Jumat (3/2), giliran para penyandang disabilitas yang diajak mengikuti simulasi pilkada. Hasilnya? dari 200 orang penyandang disabilitas yang ikut simulasi, hanya 2 orang yang salah melakukan pencoblosan. Meski memiliki keterbatasan, penyandang disabilitas tetap antusias mengikuti simulasi pilkada. Mereka yang hadir adalah para penyandang tuna netra, tuna wicara dan tuna grahita. Simulasi digelar KPU Buleleng, agar para penyandang disabilitas tidak kehilangan hak suara mereka. Simulasi diawali dengan sosialisasi tata cara pemungutan suara di TPS, dan dilanjutkan dengan praktek tahapan pencoblosan. Setelah dilakukan penghitungan, dari 200 penyandang disabilitas, ternyata hanya dua orang yang melakukan kesalahan, sehingga surat suara mereka dianggap tidak sah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com