Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla Beri Arahan Tertutup untuk Calon Dubes

Kompas.com - 18/01/2017, 12:14 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pengarahan kepada 23 calon duta besar Indonesia. Pengarahan secara tertutup itu diberikan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Rabu (17/1/2017) pagi.

"Pengarahan bagian dari pemantapan. Dan sengaja tidak kami sampaikan ke media karena itu pengarahan tertutup," kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Natsir di Kantor Kemenlu, Rabu.

Arrmanatha enggan merinci apa saja hal-hal yang disampaikan Wapres Kalla dalam arahannya. Namun, secara umum arahan itu terkait kepentingan Indonesia, meliputi investasi, perdagangan dan ekonomi.

"Itu terkait hal-hal yang perlu diperhatikan dan harapan dari Bapak Wakil Presiden terhadap calon dubes," ujarnya.

Selain Wapres, sejumlah menteri di Kabinet Kerja juga akan memberikan arahan serupa.

"Sudah ada beberapa menteri, baik dari aspek polsoskam (politik, sosial, keamanan), polhukam (politik, hukum, keamanan), menteri ekonomi, dan semua yang ingin kasih pengarahan," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menyerahkan 23 nama calon dubes ke Komisi I DPR untuk menjalani uji kompetensi dan uji kelayakan pada akhir November 2016.

Jokowi juga sudah menerima surat dari DPR terkait hasil uji kepatutan dan kelayakan calon duta besar untuk negara sahabat.

Kementerian Luar Negeri saat ini tengah melakukan proses lanjutan berdasarkan surat dari DPR tersebut.

Berikut 23 nama calon dubes yang diajukan:

1. Tokyo: Arifin Tasrif 
2. Athena: Ferry Adamhar
3. Bogota: Priyo Iswanto 
4. Canberra: Kristiarto Legowo 
5. Dili: Sahat Sitorus
6. Jenewa: Hasan Kleib 
7. Kabul: Mayjen Dr Ir Arief Rachman 
8. Kolombo: Ngurah Ardiyasa
9. Kiev: Prof Dr Yuddy Chrisnandi
10. Manama: Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma: Esti Andayani 
12. Seoul: Umar Hadi 
13. Wina: Darmansjah Djumala
14. New Delhi: Arto Suryodipuro 
15. Dhaka: Rina Soemarno
16. Amman: Andy Rachmianto
17. Bratislava: Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam: Prof Radar Pardede
19. Wellington: Tantowi Yahya 
20. Zagreb: Komjen Sjahroedin
21. Astana: Rachmat Pramono
22. Tunis: Ikrar Nusa Bhakti
23. Kuala Lumpur: Rusdi Kirana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com