JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi penolakan kedatangan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia Tengku Zulkarnain oleh sekelompok warga di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Nashir mengimbau, jika berbicara soal toleransi antarumat beragama, maka semua unsur masyarakat seharusnya siap hidup dalam keberagaman.
"Semua pihak, kalau ingin menegakkan toleransi, ya harus siap dalam keberagaman. Saya ulangi, seluruh pihak. Itu poin saya," ujar Nashir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
(baca: Kedatangan Wasekjen MUI ke Sintang Ditolak Sekelompok Warga)
Nashir menambahkan, potensi munculnya kelompok ekstremitas selalu ada di setiap kelompok. Baik di agama, golongan, ras atau suku tertentu.
Oleh sebab itu, yang paling penting dalam menghadapi fenomena tersebut adalah bersikap dewasa dan tetap berpedoman pada hukum yang berlaku di Indonesia.
"Yang paling penting adalah kita harus semakin dewasa menjadi sebuah bangsa dan tugas kita adalah mendewasakan semua dan menyelesaikan masalah secara bermartabat," ujar Nashir.
(baca: Ditolak di Bandara Sintang, Wasekjen MUI Lanjut Terbang ke Pontianak)
Tengku Zulkarnain dan rombongan ditolak menginjakkan kaki oleh sekelompok warga di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Penolakan terjadi di Bandar Udara Susilo Sintang, Kamis (12/1/2017), saat rombongan baru mendarat.
Mereka menolak kedatangan Tengku karena pernyataan di media sosial yang menyinggung masyarakat dayak.
Melihat aksi penolakan itu, Tengku dan rombongan tidak jadi turun dari pesawat. Mereka langsung lepas landas meninggalkan Sintang menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia menuju Pontianak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.