Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Hanya Jakarta, Pilkada Daerah Lain Juga Butuh Perhatian"

Kompas.com - 28/12/2016, 11:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil mengakui, dinamika politik di Jakarta berdampak pada penyelenggaraan Pilkada Serentak 2017 di 100 daerah lainnya.

Menurut dia, fokus masyarakat tertuju pada kasus dugaan penodaan agama oleh Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Pilkada di daerah-daerah lain dinilainya menjadi tak semarak.

Padahal, kata Fadli, sejumlah daerah yang menyelenggarakan pilkada pada tahun 2017 mendatang juga membutuhkan sorotan, tak hanya Jakarta.

Ketidaksemarakan pilkada salah satunya bisa terlihat dari pemberitaan media massa dan topik pembahasan di media sosial.

"Kalau beridiri di atas pendekatan: Jakarta adalah ibu kota, mungkin itu bisa diterima. Tapi kan kemudian seluruh pilkada punya titik kerawanan yang beragam," ujar Fadli, saat dihubungi, Rabu (28/12/2016).

"Memang fenomena yang terjadi di Jakarta membuat pilkada di 100 daerah lain jadi minim perhatian. Itu bisa dilihat dari banyak perspektif," lanjut dia.

Ia mencontohkan pilkada di Aceh dan Papua.

Berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu 2017 yang dikaji oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), kedua daerah itu memiliki tingkat kerawanan tinggi tapi minim dokumentasi dan publikasi.

"Aceh, misalnya, kan sangat rawan. Ada 20 kabupaten/kota plus 1 provinsi yang pilkada serentak. Beberapa fenomena sudah terjadi. Misal praktik kekerasan, intimidasi. Itu kan tidak terasa diekspos, publik seharusnya bisa lebih aware terhadap persoalan-persoalan seperti itu," papar Fadli.

Bahkan Banten, daerah yang secara geografis dekat dengan Jakarta tak mendapatkan porsi perhatian yang cukup besar dari publik.

Padahal, ada serangkaian masalah di Banten yang seharusnya juga mendapat sorotan khusus.

"Bahwa ada riwayat politik dinasti yang menyebabkan munculnya praktik korupsi di daerah Banten. Ini mesti mendapatkan perhatian penting," kata Fadli.

Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun diharapkan lebih besar dalam mensosialisasikan pilkada serentak 2017 agar tak terlihat "sepi" dan hanya terfokus pada satu daerah.

Begitu pula masyarakat sipil. Salah satu platform yang dapat dimanfaatkan adalah media sosial.

Sebab, anggapan bahwa pilkada sepi dapat berdampak pada tingkat partisipasi masyarakat.

"Strategi soal sosialisasi, mengajak masyarakat memilih itu perlu kerja-kerja yang lebih. Improvisasi sehingga masyarakat bisa tertarik memilih," ujar Fadli.

Kompas TV Mengenal Sosok Muda di Pilkada Banten 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com