Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Korban Banjir, Wapres Kalla Bertolak ke Bima

Kompas.com - 28/12/2016, 08:46 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla bertolak ke Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (28/12/2016) pagi.

Kunjungan kerja tersebut dilakukan menyusul terjadinya musibah banjir di kawasan tersebut pekan lalu.

"Kunjungan diawali dengan peninjauan Posko Utama Banjir di Kantor Pemerintah Kota Bima," demikian keterangan tertulis yang diterima awak media dari Sekretariat Wapres, Rabu.

Di lokasi tersebut, Kalla akan mendengarkan paparan atas proses penanggulangan banjir yang telah dilaksanakan. Selain itu, dia juga akan mengecek sejumlah lokasi yang terdampak banjir dan posko logistik di lokasi-lokasi tersebut.

Berdasarkan pendataan sementara BPBD, ada 105.753 penduduk terdampak banjir.

Sementara fasilitas umum milik pemerintah banyak yang rusak. Terdiri dari jembatan, perkantoran, infrastruktur jalan, sarana air bersih, dan fasilitas persampahan.

Selain itu, gedung sekolah, puskesmas, dan kantor lainnya mengalami kerusakan parah.

"Fasilitas umum seperti jembatan, jalan, dan sarana prasarana lain yang mengalami kerusakan mencapai Rp 255 miliar. Sementara sarana kesehatan, ada 4 Puskesmas, 29 Puskesmas Pembantu, 29 Polindes, 1 kantor Labkesda, dan sejumlah fasilitas kesehatan milik swasta rusak dengan total kerugian sebesar Rp 66,4 miliar," kata Kepala BPBD Kota Bima, Syarafuddin.

Sementara untuk kerusakan rumah penduduk akibat banjir, ia mengaku saat ini masih dalam proses pendataan untuk menghitung jumlah kerugian.

Begitu pula dengan hewan ternak dan lahan pertanian yang terendam lumpur akibat banjir, juga sedang dilakukan pendataan.

"Kerusakan rumah warga, lahan pertanian, dan hewan ternak masih dalam proses pendataan. Sedangkan sarana pendidikan seperti sekolah-sekolah sedang kami rekap," kata dia.

(Baca juga: BNPB: Kerugian Banjir Bima Lebih dari Rp 1 Triliun)

Menurut Syafaruddin, selain merusak fasilitas pemerintah dan rumah penduduk, banjir yang menerjang kota tepian air itu menyebabkan aktivitas pemerintahan dan kegiatan ekonomi terganggu.

Terlebih lagi dua jembatan di daerah itu sudah terputus, sehingga menyebabkan akses transportasi di beberapa wilayah setempat menjadi terhambat.

"Sekolah diliburkan, listrik di beberapa wilayah yang rawan banjir juga masih padam. Begitu juga jaringan belum pulih," ujarnya.

(Baca juga: Pasien Korban Banjir di Bima Terus Bertambah Capai 9.923 Orang)

Sementara itu, lanjut Syarafuddin, warga pengungsi yang terdampak bencana secara bertahap sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing.

"Air yang menggenangi rumah warga sudah surut total. Warga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing," kata dia.

Untuk menjamin kebutuhan warga korban bencana, pihaknya intensif menerjunkan tim logistik. Pendirian dapur umum tiap kecamatan dan kelurahan pun mulai dilakukan secara efisien.

"Bantuan logistik kita salurkan melalui kelurahan. Kita juga sudah membuka dapur umum di 4 lokasi rawan bencana," ucap Syafaruddin.

Kompas TV 3.000 Korban Banjir Bima Berobat ke Posko Kesehatan


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com