Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ade Komarudin Mengaku Kerap Difitnah saat Jabat Ketua DPR

Kompas.com - 25/12/2016, 16:58 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ade Komarudin mengaku ikhlas "dilengserkan"dari kursi Ketua DPR RI.

Kini, kursi DPR 1 kembali ditempati Setya Novanto yang sebelumnya mengundurkan diri usai terseret kasus Papa Minta Saham.

Ade bercerita bagaimana dirinya beberapa kali difitnah saat menjadi Ketua DPR. Salah satunya terkait kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak disahkan pada masa kepemimpinan Ade. Namun karena itulah, Ade merasa difitnah.

"Saya difitnah macam-macam. Katanya saya dapat Rp 100 miliar untuk Munas Golkar. Ada fitnah lagi bahwa Akom (sapaan akrab Ade) melakukan nego tentang repatriasi dengan para pengusaha sehingga terwujudnya tax amnesty terhambat. Fitnah itu sampai presiden makanya Akom enggak punya tempat sebagai Ketum Golkar," paparnya di kediaman dinasnya di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (25/12/2016).

"Saya kembalikan kepada Tuhan atas fitnah itu. Semoga yang memfitnah disadarkan Tuhan. Mudah-mudahan fitnah seperti itu tidak dikembangkan terus menerus dalam politik kita," kata Ade.

(Baca: Ade Komarudin Tetap Nilai Janggal Putusan MKD)

Fitnah berikutnya terkait isu penistaan agama yang menyeret nama Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ade merasa bisa jadi sasaran empuk fitnah terkait unjuk rasa 411 pada 4 November 2016 dan 212 pada 2 Desember 2016.

Sebab, HMI dan Front Pembela Islam (FPI) adalah dua organisasi yang termasuk paling lantang menyuarakan aspirasi terhadap penistaan agama.

Dalam peristiwa 212, Ade merasa difitnah bahwa akan memasukan para demonstran ke Gedung DPR yang dikhawatirkan akan berujung pada pendudukan DPR.

(Baca: Ade Komarudin: Aku "Rapopo")

Padahal, saat aksi tersebut ia mengaku berkomunikasi cukup intensif dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin serta Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti Swasanani untuk mengamankan kompleks parlemen.

"Fitnah luar biasa dan itu ternyata cukup meyakinkan sebagian orang dan kemudian proses pergantian saya dipercepat karena fitnah seperti itu," tutur pria asal Purwakarta tersebut.

Namun, Ade menilai pencopotan dirinya sebagai Ketua DPR merupakan "warna" dalam perjalanan karir politiknya.

(Baca: Ade Komarudin Bakal Tempuh Upaya Hukum terhadap Putusan MKD)

Ia pun mengenang bahwa dirinya sudah aktif sebagai anggota dewan sejak 1997 dan memang sejak duduk di bangku sekolah dasar memimpikan karir sebagai politisi.

"Itu saya anggap pernak-pernik. Makin indah perjalanan politik saya dengan peristiwa itu. Saya dari awal rapopo, memang saya betul-betul ikhlas," tutur Ade.

Kompas TV MKD: Ade Komarudin Melanggar Kode Etik Dewan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com