Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah: Negara Bukan "Outsourcing"

Kompas.com - 15/12/2016, 16:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memastikan DPR akan mengebut revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Nantinya, kata dia, revisi ini akan mengedepankan kepentingan pegawai pemerintah yang saat ini masih berstatus honorer atau kontrak, agar bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil.

Hal tersebut disampaikan Fahri saat menerima perwakilan massa yang terdiri dari pegawai pemerintah bersatus tidak tetap, tenaga honorer, pegawai tetap Non-PNS dan pegawai  kontrak di lingkungan pemerintahan.

Massa menuntut agar UU ASN segera direvisi agar mereka yang sudah bekerja bertahun-tahun sebagai pegawai di lembaga pemerintah bisa mendapatkan kejelasan status.

"Negara bukan outsourcing, karena itu tidak bisa dijalankan dalam prinsip bisnis. Negara bukan bisnis dan tidak boleh berbisnis dengan rakyat," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Dalam rapat paripurna hari ini, revisi UU ASN sudah dimasukkan kedalam program legislasi nasional prioritas 2016.

Fahri mengatakan, revisi UU tersebut akan dikebut selama masa reses yang berlangsung mulai besok hingga 10 Januari 2017.

Dengan begitu, pada awal masa sidang III 2016-2017, RUU ASN sudah bisa disahkan menjadi RUU inisiatif DPR.

"Mudah-mudahan kalau sudah ada Undang-Undangnya pemerintah tidak bisa menghindar," kata Fahri.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VI DPR yang juga pengusul RUU ASN, Rieke Diah Pitaloka, berjanji akan terus mengingatkan pemerintah akan pentingnya revisi UU ASN ini. Sebab, revisi UU harus dilakukan DPR bersama pemerintah.

"Kami juga mengingatkan pimpinan DPR bersurat ke Presiden agar surpres (surat presiden) bisa turun, kami juga akan mengingtakan Presiden," ucap politisi PDI-P ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com