Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua DPR Nilai Kinerja Legislasi Meningkat Drastis pada 2016, Ini Alasannya

Kompas.com - 26/10/2016, 09:39 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan, kinerja legislasi pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2016 meningkat drastis bila dibandingkan dengan Prolegnas 2015.

Sebab, pada Prolegnas 2015 rancangan Undang-undang (RUU) yang berhasil diselesaikan hanya satu RUU nonkumulatif.

Adapun RUU nonkumulatif yakni di luar RUU yang hanya membutuhkan pengesahan. Dengan kata lain, RUU nonkumulatif merupakan RUU yang membutuhkan penyusunan dari mulai draf hingga menjadi undang-undang.

Pada Prolegnas 2016, DPR menyelesaikan tujuh RUU nonkumulatif.

Ketujuh RUU itu adalah RUU Tabungan Perumahan Rakyat, RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, RUU Penyandang Disabilitas, RUU Jaring Pengaman Sistem Keuangan, RUU Pilkada, RUU Tax Amnesty, dan RUU Paten.

"Jadi jelas di masa Prolegnas 2016 produktivitas legislasi DPR meningkat drastis," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Namun, ia mengakui bahwa kinerja untuk Prolegnas 2017 harus terus ditingkatkan.

Meski demikian, Agus menyatakan tak semua undang-undang (UU) bisa dibahas secara cepat. Ada UU yang membutuhkan pembahasan secara mendalam.

Agus mengaku tetap mengupayakan agar satu RUU bisa selesai dibahas dalam tiga kali masa sidang. Idealnya, satu RUU bisa selesai dalam tiga masa sidang.

"Makanya kita tetap ada evaluasi kok. Setelah satu RUU dibahas selama tiga masa sidang, tapi belum selesai nanti kami panggil supaya tetap ada perencanaan yang jelas dan ke depannya bisa lebih optimal lagi," tutur politisi Partai Demokrat itu.

Kompas TV DPR "Rajin" Pantau Kasus Dimas Kanjeng
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com