Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Pastikan Penyerang Polisi di Tangerang Bukan "Lone Wolf"

Kompas.com - 25/10/2016, 16:15 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Suhardi Alius memastikan pelaku penyerangan terhadap polisi di Tangerang, Sultan Azianzah (22), bukanlah pelaku tunggal atau lone wolf.

"Nah yang kita duga sebagai lone wolf kan ternyata sudah ada jaringan," ujar Suhardi di Hotel Lumire, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Menurut Suhardi, Sultan tak bisa disebut sebagai lone wolf kendati mempelajari proses pembuatan bom secara otodidak melalui internet. (Baca: Polisi Duga Penyerang Kapolsek Tangerang Tunggal)

Sultan, kata Suhardi, telah terpapar pengaruh dari Aman Abdurrahman. Aman selama ini disebut polisi sebagai pemimpin ISIS Asia Tenggara.

Suhardi menuturkan, Sultan pernah membesuk Aman di Lembaga Pemasyarakatan Nusa Kambangan.

"Dia sudah pernah mengunjungi napi teroris. jadi artinya sudah ada network juga pemikirannya," kata Suhardi.

Suhardi pun mengimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap paham radikal terorisme.

Menurut Suhardi, peristiwa yang menimpa Sultan mengindikasikan pengaruh terorisme dapat masuk menjangkau siapa saja, termasuk keluarga polisi. (Baca: Kapolres: Dua Kakak SA Tidak Terlibat Kasus Penusukan Kapolsek Tangerang)

Diketahui, orangtua dan kakak Sultan merupakan polisi di Polres Metro Tangerang.

"Ini kewaspadaan kita karena semua sel bisa masuk kepada siapa saja," kata Suhardi.

Peristiwa penyerangan anggota polisi itu bermula saat Sultan menempelkan stiker yang mirip dengan lambang kelompok ISIS.

Polisi meminta stiker itu dilepas, namun pelaku justru menyerang polisi dengan golok.

Anggota polisi yang diserang pertama adalah Kanit Dalmas Polres Metro Tangerang Inspektur Satu Bambang Haryadi dan anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Tangerang Brigadir Kepala Sukardi.

Kapolsek Tangerang Kompol Effendi yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian berusaha menangkap Sultan.

Namun, Sultan justru menyerang dan menusuk Effendi.

Ia dilumpuhkan dengan tembakan di kaki dan perut. Sultan langsung dibawa ke RSUD Tangerang dan dipindahkan ke RS Polri Kramatjati.

Namun, dalam perjalanan ke RS Polri, ia meninggal karena kehabisan darah.

Kompas TV Penusuk Kapolsek Tangerang Telah Diawasi Sejak 2015
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com