Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freddy: Masyarakat Papua Mengeluh Tak Rasakan Manfaat Dana Otsus dan APBD

Kompas.com - 18/10/2016, 13:12 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh masyarakat Papua yang tergabung dalam Senior Papuan Citizen Forum bertemu Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2016) siang.

Dalam audiensi tersebut, mereka mengutarakan beberapa persoalan di Papua yang harus menjadi perhatian Pemerintah.

Salah satunya adalah pengawasan penggunaan dana otonomi khusus (otsus) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Salah tokoh masyarakat yang juga pernah menjabat Gubernur Papua periode 1998-2001, Freddy Numberi, mengatakan, pembangunan secara fisik yang dilakukan oleh Pemerintah pusat belum menyentuh langsung perekonomian masyarakat bawah.

Di sisi lain, jumlah dana yang dimiliki pemerintah daerah begitu besar, namun masyarakat kerap mengeluh tidak merasakan manfaat dari pengelolaan dana tersebut.

(Baca: Gubernur Papua Bangga Jokowi Berkunjung Empat Kali dalam Dua Tahun)

"Pembangunan infrastruktur atau secara fisik memang ada, tapi pembangunan yang menyentuh langsung ekonomi masyarakat bawah belum terlihat," ujar Freddy.

Freddy menambahkan, total dana yang berasal dari dana otsus dan APBD Papua berjumlah Rp 69 triliun.

Dari jumlah itu, tidak seluruhnya memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat Papua.

Sektor pendidikan dan akses terhadap fasilitas kesehatan bagi masyarakat, menurut Freddy, masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.

(baca: Jokowi Instruksikan Semua Kecamatan di Papua Terang Benderang pada 2019)

"Uang yang begitu banyak tentu masyarakat bertanya kenapa sekolah masih saja susah, berarti uangnya ke mana? Ini yang menjadi tantangan pemerintah untuk menjawab, dengan uang yang segitu banyak tapi masyarakat mau sekolah kok susah, mau ke rumah sakit kok susah," kata Freddy.

Freddy menilai, terhambatnya pembangunan yang komprehensif di Papua karena lemahnya pengawasan terhadap kewenangan Pemerintah Daerah.

Oleh sebab itu, dia meminta Pemerintah Pusat melakukan pembenahan di sektor penegakan hukum dan menciptakan program-program nyata yang menyentuh masyarakat.

 

(baca: Harga BBM di Papua Selangit, Jokowi "Sentil" Dirut Pertamina)

Hal tersebut dilakukan agar dana yang dimiliki bisa dikelola dengan baik dan tidak muncul indikasi adanya korupsi dalam pengelolaan dana di Papua.

"Uang begitu banyak harus dijawab dengan program-program nyata yang langsung menyentuh ke masyarakat. Kami berharap persoalan hukum di Papua lebih baik, seperti kasus korupsi dan sebagainya itu dituntaskan," kata Freddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com